REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat, terus mengupayakan solusi penanganan masalah sampah. Selain mendorong pemilahan dan pengolahan sampah, pemkot juga masih berupaya merealisasikan pemanfaatan tempat pembuangan akhir (TPA) di Kabupaten Sumedang.
Pasalnya, dilaporkan masih ada ribuan ton sampah yang tertahan di Kota Bandung. Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono mengatakan, ritase pengangkutan sampah ke TPA Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat masih dibatasi sehingga pengangkutan sampah belum optimal. “Memang masih ada tersisa per hari kemarin sekitar 37 ribu ton (sampah),” kata dia, Selasa (7/11/2023).
Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) memberlakukan kuota ritase pengangkutan sampah dari wilayah Bandung Raya ke TPA Sarimukti, imbas kejadian kebakaran di TPA tersebut. Soal keputusan ritase itu, Bambang mengatakan, bergantung pemprov.
Karena itu, Pemkot Bandung mengupayakan solusi untuk penampungan sampah, antara lain, TPA di Sumedang. “Provinsi menghitung juga untuk wilayah Bandung Raya, bukan hanya Kota Bandung. Oleh karena itu, Kota Bandung memilih alternatif lain, kita kerja sama antardaerah,” kata dia.
Menurut Bambang, Pemkot Bandung masih mengupayakan kerja sama terkait persampahan itu dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumedang. “Tentunya kalau kita ingin target itu secepatnya. Problemnya sekarang bahwa tetap kita harus komunikasinya intens,” ujarnya.
Sebelumnya muncul opsi pemanfaatan lahan di Cijeruk, Sumedang. Kemudian ada alternatif lainnya, yaitu Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Cibeureum, yang juga di Sumedang. Menurut Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna, ada resistensi tinggi terkait rencana pemanfaatan lahan di Cijeruk untuk menampung sampah dari Kota Bandung.
Karena itu, TPSA Cibeureum menjadi alternatif. “Di sana ada sepuluh hektare dan itu sudah berjalan. Mudah-mudahan disetujui oleh Pj Bupati (Sumedang), supaya di masa darurat kita bisa maksimal penanganan sampah,” kata Ema.