REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memberikan insentif bagi masyarakat yang membeli rumah di bawah Rp 2 miliar. Bantuan ini berupa penggratisan PPN hingga insentif biaya administrasi yang ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menyambut positif kebijakan pemerintah tersebut. Insentif ini diyakini akan berimbas positif terhadap kinerja penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
"Dampaknya pasti akan membantu ke angka penjualan," kata Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (7/11/2023).
Nixon mengakui, selama ini pemberian insentif pajak terbukti menaikkan penjualan rumah. BTN pun menargetkan dapat menyalurkan pembiayaan untuk 200 ribu rumah baik subsidi maupun nonsubsidi sepanjang 2023.
Hingga semester I 2023, BTN telah menyalurkan pembiayaan perumahan mencapai Rp 269,48 triliun. KPR subsidi masih mendominasi dengan porsi penyaluran Rp 152,17 triliun, sementara porsi nonsubsidi Rp 90,83 triliun.
Nixon optimistis penyaluran KPR pada tahun depan juga akan mengalami pertumbuhan positif. "Tahun depan kami ingin penyaluran KPR naik 10 persen-12 persen," ujar Nixon.
Direktur Consumer BTN, Hirwandi Gafar, mengatakan, insentif pajak untuk pembelian rumah akan memberikan efek berlipat bagi perekonomian secara menyeluruh. Salah satunya menyerap hingga 1 juta-1,5 juta tenaga kerja.
Selain itu, pembangunan rumah juga akan menciptakan 185 efek ke sektor ekonomi lainnya. "Insentif yang diberikan juga akan menurunkan harga jual sehingga membantu masyarakat untuk dapat membeli rumah," kata Hirwandi dalam sebuah wawancara.