Selasa 07 Nov 2023 17:35 WIB

Pimpinan Baznas: Jurnalisme Filantropi Media Harapan Mustahik dan Muzaki

Jurnalisme filantropi diharapkan tak hanya mengeksploitasi kemiskinan dan air mata.

Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI bidang Pengumpulan, Rizaludin Kurniawan, saat memaparkan urgensi jurnalisme filantropi di hadapan peserta Konferensi Zakat Indonesia ke-7 atau The 7th Indonesia  Conference of Zakat (ICONZ) di Universitas Muhamadiyah Jakarta (UMJ), Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (7/11/2023).
Foto: Baznas
Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI bidang Pengumpulan, Rizaludin Kurniawan, saat memaparkan urgensi jurnalisme filantropi di hadapan peserta Konferensi Zakat Indonesia ke-7 atau The 7th Indonesia Conference of Zakat (ICONZ) di Universitas Muhamadiyah Jakarta (UMJ), Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (7/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jurnalisme filantropi yang diharapkan tidak hanya menyajikan dengan mengekploitasi kemiskinan dan air mata. Magnitudonya juga harus mampu memberikan sebuah semangat, motivasi dan harapan, hingga mengubah mustahik menjadi muzaki.

Hal itu dikemukakan Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI bidang Pengumpulan, Rizaludin Kurniawan, saat memaparkan urgensi jurnalisme filantropi di hadapan peserta Konferensi Zakat Indonesia ke-7 atau The 7th Indonesia  Conference of Zakat (ICONZ) di Universitas Muhamadiyah Jakarta (UMJ), Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (7/11/2023).

Baca Juga

"Penyajiannya tidak sekadar menimbulkan air mata, namun jurnalisme filantropi harus mampu menggugah semangat, motivasi dan harapan, sehingga mendorong perubahan nasib mustahik menjadi muzaki," ujar Rizal, dalam siaran pers.

Di era digital, tutur dia, banyak berkembang berbagai informasi yang kebenarannya masih diragukan. Berita-berita bohong (hoaks) seringkali mudah tersebar. Namun, berita-berita positif dan benar, sulit terpublikasi dengan cepat di kalangan masyarakat.

Karena itu, tambah Rizal, peran jurnalisme filantropi juga harus memberikan kebenaran dalam menyajikan pemberitaannya. Sehingga filantropi di Tanah Air juga berkembang dengan baik.

"Penyajian berita dengan rumusan lima 'W' dan satu 'H' dan prinsip cover both side atau berimbang menjadi rumusan utama dalam dunia jurnalisme. Dan faktanya, berita hoax banyak disebarkan tanpa mengedepankan rumusan tersebut," ujar dia.

Dalam paparan tersebut, Rizal mencontohkan salah satu media yang sukses memebentuk lembaga filantropi. Institusi tersebut terus berkembang dengan bersama media yang mendirikannya.

"Beberapa media juga mendirikan institusi filantropi, yang terus berkembang. Bahkan bekerja sama dengan media-media lain dalam melakukan penghimpunan dana," ucap Rizal.

Konferensi Zakat Indonesias dihadiri masyarakat dan ratusan mahasiswa dan mahasiswi dari Universitas Muhamadiyah dan kampus lainnya. Acara ini dihadiri Wakil Menteri Agama, Saiful Rahmat Dasuki, Rektor UMJ Prof Dr Ma'mun Murod, MSi, dan Wakil Rektor UMJ Dr Muhamad Hadi, SKp, MKep.

Di akhir pemaparannya, Rizal menyampaikan perolehan penghimpunan serta rencana target yang ingin dicapai Baznas pada tahun 2024. "Penghimpunan zakat, infak dan sedekah tahun ini, hampir mencapai target. Sementara kita optimis menargetkan pencapaian 41 triliun rupiah pada 2024," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement