Selasa 07 Nov 2023 18:49 WIB

UMKM Diminta Ambil Peluang dari Gelombang Boikot Produk Pendukung Israel

Yang terkena dampak boikot tersebut yakni pengusaha importir.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Lida Puspaningtyas
Peserta membawa poster boikot McD saat mengikuti aksi damai Indonesia Turun Tangan Bantu Palestina di Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Sabtu (21/10/2023). Aksi damai bantu Palestina kali ini diikuti oleh pelajar, santri, dan mahasiswa di Yogyakarta. Pada aksi ini mereka mengutuk kebiadaban Israel usai mengebom rumah sakit yang menewaskan 500 warga Palestina. Selain orasi juga dilakukan penggalangan dana bantuan dan ditutup dengan doa bersama bagi rakyat Palestina.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Peserta membawa poster boikot McD saat mengikuti aksi damai Indonesia Turun Tangan Bantu Palestina di Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Sabtu (21/10/2023). Aksi damai bantu Palestina kali ini diikuti oleh pelajar, santri, dan mahasiswa di Yogyakarta. Pada aksi ini mereka mengutuk kebiadaban Israel usai mengebom rumah sakit yang menewaskan 500 warga Palestina. Selain orasi juga dilakukan penggalangan dana bantuan dan ditutup dengan doa bersama bagi rakyat Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Asosiasi IUMKM Indonesia (Akumandiri) Hermawati Setyorinny menyatakan, pengaruh dari aksi boikot produk Israel terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tidak banyak. Itu karena mayoritas produk yang diboikot merupakan produk dengan daya beli menengah ke atas seperti elektronik, produk bayi, makanan, dan lainnya.

Maka, jelas dia, yang terkena dampak boikot tersebut yakni pengusaha importir atau pedagang yang menjual berbagai merek tersebut.

Baca Juga

"Sedangkan kenaikan penjualan kepada pedagang tidak banyak," ujar Hermawati kepada Republika, Selasa (7/11/2023).

Meski tidak banyak berpengaruh, lanjut dia, namun terbuka banyak peluang bagi UMKM. Misalnya penjualan merchandise, konveksi, atau beragam simbol Palestina.