REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan Prabowo Subianto melontarkan pujian atas keberanian Presiden Jokowi dalam menjalankan kebijakan hilirisasi sumber daya alam (SDA). Jokowi menunjukkan keberanian ketika pihak asing berupaya menghentikan kebijakan pengelolaan bahan mentah nikel di dalam negeri itu.
"Dengan hilirisasi itu ternyata banyak negara berang. Uni Eropa berang, marah-marah, dan kita digugat ke WTO (Organisasi Perdagangan Dunia). Kita dikalahkan, kita naik banding. IMF (juga) tekan kita," kata Prabowo saat berpidato dalam acara Rakernas LDII di Jakarta, Selasa (7/11/2023).
"Alhamdulillah Pak Jokowi bergeming, tidak mau diintimidasi, dan mengatakan terus hilirisasi," ujar purnawirawan letnan jenderal TNI AD itu menambahkan.
Karena itu, Prabowo mengakui keberanian yang dimiliki Jokowi. Bahkan, mantan Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD itu menilai keberanian Jokowi melebihi semua jenderal TNI.
"Ini saya harus akui, ini adalah keberanian Presiden Jokowi. Kadang-kadang saya sebagai mantan tentara aku lihat beliau ini tidak pernah Kopassus, tidak pernah, tapi keberaniannya mungkin melebihi semua jenderal," kata Prabowo.
Ketua Umum Partai Gerindra itu menjelaskan, Jokowi punya keberanian seperti itu karena dia menyadari betapa pentingnya hilirisasi. Menghentikan ekspor nikel dan mengelolanya di dalam negeri untuk menjadi barang jadi saja sudah bisa meningkatkan pendapatan negara dari komoditas tersebut sebesar 1.000 persen.
Penghasilan Indonesia diyakini akan terus melonjak ketika kebijakan hilirisasi sudah diterapkan terhadap semua hasil bumi Indonesia. "Beliau (Jokowi) pernah mengatakan pada saya, 'Menhan rakyat kita tidak mungkin makmur kalau kita izinkan terus seperti ini, kita harus hilirisasi, semua bahan kita harus kita olah di republik Indonesia'," kata Prabowo.
Capres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) itu menegaskan, dirinya akan melanjutkan kebijakan hilirisasi SDA yang digagas Jokowi itu apabila dirinya terpilih sebagai presiden. "Saya akan melanjutkan perjuangan Pak Jokowi," ujarnya.