Selasa 07 Nov 2023 22:29 WIB

Serangan Zionis Israel di Jalur Gaza Juga Hancurkan 56 Masjid, 192 Lainnya Rusak

Zionis Israel menghancurkan fasilitas publik termasuk masjid

Rep: Amri Amrullah, Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Warga Palestina memeriksa puing-puing Masjid Yassin yang hancur pasca terkena serangan udara zionis Israel di kamp pengungsi Shati di Kota Gaza, Senin (9/10/2023) dini hari.
Foto: AP/Adel Hana
Warga Palestina memeriksa puing-puing Masjid Yassin yang hancur pasca terkena serangan udara zionis Israel di kamp pengungsi Shati di Kota Gaza, Senin (9/10/2023) dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Serangan Israel di Gaza selama satu bulan terakhir, telah merusak 192 masjid, termasuk 56 masjid yang dihancurkan oleh pasukan pendudukan, demikian diumumkan Kantor Media di Gaza pada Senin (6/11/2023) malam.

Kantor media Gaza menyatakan bahwa 192 fasilitas medis rusak dan 113 institusi kesehatan terdampak secara signifikan, dengan 16 rumah sakit dan 32 pusat kesehatan tidak dapat beroperasi akibat pengeboman. 

Baca Juga

"Akibat agresi Israel, 192 masjid telah rusak, termasuk 56 masjid yang dihancurkan, selain menargetkan tiga gereja," kata juru bicara Salama Marouf dalam sebuah konferensi pers di Kota Gaza. 

Dia menambahkan bahwa 192 fasilitas medis dan kesehatan rusak dan 32 ambulans hancur, sementara 113 institusi kesehatan mengalami kerusakan yang signifikan dan 16 rumah sakit serta 32 pusat kesehatan tidak dapat beroperasi. 

Sekitar 222 ribu unit tempat tinggal juga terkena dampaknya, dengan 10 ribu bangunan hancur total dan 40 ribu unit tempat tinggal hancur akibat penjajahan, kata Marouf.

Dia menambahkan bahwa penjajah Israel menghancurkan 222 sekolah, menimbulkan berbagai jenis kerusakan akibat penembakan terus menerus, dan 60 sekolah telah dihentikan layanannya, sementara sejak awal agresi, 88 gedung pemerintah telah dihancurkan.  

Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, membutuhkan dana sekitar 1,2 miliar dolar AS untuk meningkatkan operasi kemanusiaan, dalam mendukung 2,2 juta orang di Jalur Gaza yang terkepung dan dibombardir dan 500 ribu yang paling rentan di Tepi Barat yang diduduki. Pada Senin (6/11/2023), PBB telah mengeluarkan rencana yang menguraikan minimum yang diperlukan.

Baca juga: Pesan Nabi Muhammad SAW untuk Saudara-Saudara Kita di Palestina 

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis hari ini, UN OCHA mengatakan, "Besarnya tanggapan dan kendala operasional ini melampaui apa yang pernah terlihat sebelumnya di wilayah pendudukan Palestina dan konteks lainnya.

Tanggapan kemanusiaan yang diperlukan mencakup kesehatan dan nutrisi, ketahanan pangan, perlindungan, air dan sanitasi, tempat tinggal dan barang-barang non-food, pendidikan, bantuan tunai multi-purpose, logistik, telekomunikasi darurat, dan koordinasi.” 

“Dana tersebut akan digunakan untuk memberikan layanan kemanusiaan yang ada di tengah permusuhan yang sedang berlangsung. Perkiraan ini tidak mencakup biaya pemulihan dan rekonstruksi awal, yang akan diperkirakan setelah situasi keamanan memungkinkan penilaian yang sesuai,” kata PBB dilansir dari Middle East Monitor, Selasa (7/11/2023). 

Baca juga: 10 Peluang Pintu Langit Terbuka Lebar, Doa yang Dipanjatkan Insya Allah Dikabulkan

Israel telah melakukan kampanye pengeboman tanpa henti terhadap warga sipil di Jalur Gaza yang terkepung sejak 7 Oktober. Tentara Israel telah meluncurkan pemboman yang menghancurkan di Gaza, menyebabkan 9.770 orang Palestina gugur, termasuk 4.800 anak-anak dan 2.550 wanita, dan melukai lebih dari 24 ribu lainnya.

Sebanyak 2.060 juga dilaporkan hilang di bawah puing-puing rumah mereka yang telah dibom Israel.

Sementara itu, sebanyak 151 orang Palestina telah syahid di Tepi Barat yang diduduki sejak 7 Oktober dan 2.080 ditangkap.  

 

photo
Peta Blokade Gaza - (Republika)

Sumber: middleeastmonitor

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement