Rabu 08 Nov 2023 07:28 WIB

Mengenal Dokter Mueen Asal Gaza, Penerima Beasiswa BSMI yang Meninggal Dibom Israel

Sebelum kuliah di FK UNS, dr Mueen Al Shurafa sempat tinggal di Depok dan Yogyakarta.

Rep: Achmad Syalaby Ichsan/ Red: Erik Purnama Putra
dr Mueen Al Shurafa SpAn bersama keluarga pada medio September 2019, sesaat sebelum melaksanaan rangkaian penerbangan menuju tanah air mereka, Gaza, Palestina.
Foto: Dok BSMI
dr Mueen Al Shurafa SpAn bersama keluarga pada medio September 2019, sesaat sebelum melaksanaan rangkaian penerbangan menuju tanah air mereka, Gaza, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis anastesi lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (FK UNS), Solo dr Mueen Al-Shurafa SpAn dipastikan meninggal di Jalur Gaza, Palestina. Pendiri Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Prof Dr dr Basuki Supartono SpoT mengaku, mendapat informasi tersebut setelah mendapat sumber langsung dari Gaza pada Selasa (7/11/2023).

Menurut Basuki, dokter berusia 52 tahun tersebut syahid setelah rumahnya di Gaza dibom. Dia meninggal bersama keluarga besarnya. Beruntung, istri dan anak-anaknya masih bisa mengungsi di perbatasan Rafah, Mesir. Menurut Basuki, Mueen merupakan satu dari enam dokter peraih beasiswa BSMI yang belajar di Indonesia.

Baca Juga

Setelah selesai menempuh pendidikan di FK UNS, Mueen bersama keluarganya kembali ke Gaza pada medio September 2018. Basuki sangat terkesan dengan almarhum. Dia menyebut, Mueen tidak pernah meminta apa-apa selama di Indonesia. "Dia orang baik. Mintanya cuma doa," ujar Basuki ketika dikonfirmasi Republika.co.id di Jakarta, Rabu (8/11/2023).

Basuki menjelaskan, BSMI sengaja memberikan beasiswa pendidikan spesialis, tidak memilih pembangunan infrastruktur. Hal itu karena Jalur Gaza kerap mendapatkan serangan udara dari militer Israel. "Saya pernah tanya ke orang rumah sakit yang membiarkan bangunannya rusak setelah dibom. Jawabannya biarkan saja. Kalau diperbaiki, nanti percuma karena akan kembali dibom," jelas Basuki.

Saat diwawancara Republika.co.id pada medio September 2018, Mueen menjadi dokter spesialis asal Gaza pertama yang lulus berkat beasiswa BSMI. Dia merasa, beruntung mendapatkan beasiswa itu di tengah situasi Gaza yang diblokade wilayah darat, laut, dan udara, oleh Israel.

Mueen menjelaskan, banyak dokter berharap keluar dari Gaza untuk mengambil pendidikan spesialis. "Di Gaza tidak ada. Kita harus keluar untuk dapat sekolah dokter spesialis dan itu sulit," jelas Mueen.

Pecinta masakan nasi padang tersebut juga mengaku terkesan dengan budaya dan keamanan di Indonesia. Hal itu yang membuat Mueen dan keluarga betah selama hampir lima tahun menempuh pendidikan dokter di Indonesia. Sebelum di Solo, Jawa Tengah, ia pernah belajar bahasa Indonesia di Universitas Indonesia (UI), Kota Depok, Jawa Barat dan tinggal di Yogyakarta untuk menunggu bisa mendaftar pendidikan dokter spesialis.

Dia juga kaget selama di Indonesia diperlakukan baik oleh warga Solo dan sekitarnya. "Alhamdulillah saya merasa orang Indonesia orang yang baik. Kalau saya mau pilih nasionalisme, saya pilih Indonesia. Walaupun saya dikasih Amerika, Aussie, dan Saudi," kata Mueen.

Delapan tahun di Indonesia...

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement