REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya bersama PT Kalista Nusa Armada melakukan uji coba operasional angkutan umum bertenaga listrik di Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ). Kepala Dishub Kota Surabaya Tundjung Iswandaru menyebut terdapat tujuh unit transportasi umum ramah lingkungan itu yang diujicoba dalam jangka waktu tiga bulan.
"Tujuh unit itu operasionalnya bergantian, satu bulan ada tiga unit dengan ukuran besar, sedang, dan kecil," kata Tundjung kepada wartawan di TIJ.
Jenis angkutan listrik yang diujicobakan adalah bus kota kapasitas berkisar 50 penumpang, mini bus antara 18-22 penumpang, dan kendaraan tipe van atau jenis feeder sebanyak 12 penumpang.
Selama uji coba berlangsung, tujuh angkutan umum akan dioperasionalkan di setiap rute secara acak. Ia menjelaskan metode itu untuk mempermudah evaluasi dengan mengacu pada tingkat kepadatan penumpang di setiap wilayah yang dilalui oleh kendaraan listrik tersebut.
"Kami ubah terus rutenya agar mengetahui seperti apa kondisi di Surabaya, di jalan besar dengan bus dan mini bus seperti apa, lalu kalau rutenya feeder seperti apa," ujarnya.
Tundjung tak memungkiri persiapan pengujian operasional saat ini sedang dimatangkan, khusus penentuan rute mana saja yang setiap bulannya akan dilalui angkutan tersebut.
"Krunya dari Suroboyo Bus tetapi kami latih dulu mereka, karena mengemudikan bus listrik dengan yang pakai bahan bakar fosil atau bensin itu berbeda," kata dia.
Apabila uji coba berjalan maksimal, Dishub siap melanjutkan kerja sama dengan konsep by the service bersama PT Kalista Nusa Armada.
"Jadi pemerintah membeli layanannya saja, bukan unit busnya. Jadi tergantung itu busnya sudah berjalan berapa kilometer itu yang dibayar, nanti ada ketentuan syaratnya berlalu di kontraknya," ujarnya.
Selama tahap pengujian dan evaluasi, masyarakat bisa menikmati layanan tujuh angkutan listrik tersebut secara gratis.
Di tempat yang sama, Direktur PT Kalista Nusa Armada Tammam Jannata mengatakan kerja sama uji coba operasional transportasi listrik sebagai langkah menghadirkan sistem integrasi antar angkutan di Kota Surabaya.
"Kami mendukung konfigurasi yang tepat antara spesifikasi bus, charger, dan kebutuhan operasional sehingga mampu meningkatkan produktivitas," jelas dia.
Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan Dishub untuk melakukan pemantauan perkembangan animo masyarakat terhadap angkutan ramah lingkungan itu. "Evaluasinya kami tunggu juga nanti dari Pemkot Surabaya seperti apa," ungkapnya.