Rabu 08 Nov 2023 09:23 WIB

Daftar Tokoh Muhammadiyah yang Jadi Pahlawan Nasional (2)

Sejumlah pahlawan nasional berlatar belakang aktivis Muhammadiyah.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Daftar Tokoh Muhammadiyah yang Jadi Pahlawan Nasional. Foto:  Patung Jenderal Sudirman (ilustrasi).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Daftar Tokoh Muhammadiyah yang Jadi Pahlawan Nasional. Foto: Patung Jenderal Sudirman (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,

6)KH. Mas Masyur

Baca Juga

Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah (1937-1942) ini merupakan Pemrakarsa berdirinya Partai Islam Indonesia (bersama Dr Sukiman Wiryasanjaya). Di masa pergerakan kemerdekaan, Mas Mansyur dikenal sebagai salah satu dari tokoh empat serangkai tokoh nasional yang sangat diperhitungkan. Tiga tokoh lain anggota empat serangkai yang melegenda itu adalah: Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ki Hadjar Dewantara. Di Muhammadiyah, Mas Mansyur dikenang sebagai tokoh yang menekankan disiplin organisasi dan pelopor gerakan tepat waktu. Karena PB Muhammadiyah telah memiliki kantor tersendiri juga perlengkapannya, maka segala urusan Muhammadiyah harus diselesaikan di kantor Muhammadiyah, bukan di rumah pribadi pengurus. Demikian juga ketika suatu acara sudah terlambat dimulai lebih dari dua puluh menit, maka acara itu lebih baik dibubarkan dan harus diagendakan ulang di waktu yang lain. Ketua Majelis Tarjih Muhammadiyah Pertama ini dikukuhkan sebagai pahlawan nasional dengan SK nomor 162 Tahun 1964 bertanggal 26 Juni 1964.

7) KH. Fakhruddin

Pahlawan Nasioal yang dikukuhkan lewat SK tanggal 26 Juni 1964 nomor 162 Tahun 1964 ini merupakan Pemimpin Redaksi Majalah Suara Muhammadiyah yang pertama. Majalah Suara Muhammadiyah sendiri terbit pertama kali pada bulan Agustus tahun 1915 (Syawal 1333H). Fakhrudin juga dikenal sebagai perintis berdirinya Badan Penolong Haji Indonesia. Sekaligus perunding dalam Negosiasi untuk Perlindungan Jamaah Haji dari Indonesia. Di dunia pergerakan rakyat, murid Kiai Dahlan juga sering memimpin pemogokan kaum buruh, oleh karenanya Fakhrudin juga dikenal sebagai Si Raja Mogok.

8) Jenderal Soedirman

Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia Pertama ini adalah kader sejati Muhammadiyah, tergembleng lewat Kepanduan Hizbul Wathan. Panglima Perang yang sulit diajak berkompromi ini juga Guru dan Kepala Sekolah Hollandsch-Inlansche School (HIS) Muhammadiyah Cilacap. Juga tercatat sebagai Wakil Ketua Pemuda Muhammadiyah Karesidenan Banyumas.

Pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta. Namun, pada saat para pemimpin politik nasional berlindung di Kraton Kasultanan Yogyakarta. Sudirman beserta sekelompok kecil tentara, memilih hengkang ke luar kota, ke arah selatan dan memulai perlawanan gerilya. Perlawanan ini merupakan perlawanan paling bersejarah yang tercatat dalam masa perang pasca proklamasi 1945.

Kader Pandu HW ini dikukuhkan sebagai pahlawan Nasional melalui SK nomor 314 Tahun 1964 bertangga 10 November 1964.

9) Otto Iskandardinata 

Pejuang Kemerdekaan Indonesia ini tercatat sebagai Anggota BPUPKI dan Sekretaris PPKI serta Menteri Negara membantu membentuk BKR. Pada tahun 1930 saat menjadi anggota Volksraad, Otto Iskandardinata mendapat julukan sebagai “Sijalak Harupat” karena keberaniannya.

Otto Iskandar tercatat sebagai anggota PPKI yang mengusulkan agar Soekarno dan Hatta menjadi Presiden dan Wakil Presiden dalam sidang 18 Agustus 1945. Jagoan dari Bojongsoang Bandung yang juga Guru HIS Muhammadiyah Jakarta ini dikukuhkan sebagai pahlawan nasional melalui SK nomor 088 / TK / 1973 bertanggal 6 November 1973

10) Ir. Sukarno

Presiden Pertama sekaligus Proklamator Kemerdekaan Indonesia ini merupakan Ketua Bagian Pengajaran Muhammadiyah Bengkulu, sekaligus Guru Sekolah Muhammadiyah di bumi raflesia tersebut. Saat di Bengkulu Soekarno juga memberikan pembekalan kepada warga Muhammadiyah dalam menghadapi serangan udara Jepang.

Soekarno ditetapkan sebagai pahlawan  nasional melalui SK tanggal; 23 Oktober 1981 bernomor 081/TK/1986.

 Sumber:

Gema UHAMKA dan Library Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement