REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, saat ini pasukan negaranya sudah mengepung Kota Gaza. Tentara Israel, kata Netanyahu, beroperasi di dalam kota tersebut guna memperkuat tekanan terhadap Hamas.
“Kota Gaza dikepung. Kami beroperasi di dalamnya, kami memperdalam tekanan terhadap Hamas setiap jam, setiap hari,” ujar Netanyahu, Selasa (7/11/2023), dikutip Anadolu Agency.
Dia kembali menegaskan bahwa tidak akan ada gencatan senjata, termasuk pasokan bahan bakar ke Gaza, sebelum Hamas membebaskan lebih dari 240 orang yang diculiknya ketika melakukan operasi infiltrasi ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu. “Tidak akan ada masuknya bensin atau gencatan senjata tanpa pembebasan para sandera kami,” katanya.
Sementara itu Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan, saat ini pasukan Israel telah dikerahkan ke jantung Kota Gaza. “Pasukan darat menyerang dari segala arah dengan koordinasi penuh dengan angkatan laut dan darat. Mereka memperketat cengkeraman mereka di sekitar Gaza,” ujar Gallant dalam pidato yang disiarkan televisi Selasa lalu.
Sama seperti Netanyahu, Gallant menekankan bahwa pasukan Israel akan terus merangsek dan menumpas Hamas. “Kami akan melanjutkannya sampai kemenangan dan sampai para sandera dipulangkan,” katanya.
Pada Selasa lalu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) juga mengklaim berhasil merebut sebuah benteng militer Hamas di Jalur Gaza utara. “Selama sehari terakhir, pasukan IDF mengamankan benteng militer milik organisasi teroris Hamas di Jalur Gaza utara. Rudal dan peluncur anti-tank, senjata, serta berbagai materi intelijen ditempatkan di kompleks tersebut oleh pasukan,” kata IDF dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Al Arabiya.
“Dalam koordinasi dengan tentara di lapangan, sebuah jet tempur IDF menyerang sel yang berisi sekitar 10 teroris. Setelah itu, pasukan darat IDF mengidentifikasi sel rudal anti-tank yang beroperasi di sekitar mereka. Pasukan mengarahkan pesawat IDF untuk menyerang sel teroris,” ujar IDF menambahkan.
Hingga Selasa lalu, jumlah warga Gaza yang terbunuh sejak dimulainya agresi Israel ke Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu telah melampaui 10.300 jiwa. Lebih dari 4.200 di antaranya adalah anak-anak. Sementara korban luka menembus 25 ribu orang. Serangan Israel pun mengakibatkan sekitar 1,5 juta warga Gaza telantar dan mengungsi.