Rabu 08 Nov 2023 14:00 WIB

Australia Catat Oktober Terpanas dalam 20 Tahun

Bulan September lalu menjadi bulan terkering sejak pencatatan dimulai 1900.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Suhu panas. Ilustrasi
Foto: pixabay
Suhu panas. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Biro Cuaca Australia mencatat Oktober menjadi bulan terpanas dalam 20 tahun lebih karena pola cuaca El Nino. Cuaca panas dan kering memukul keras panen di produsen gandum terbesar di dunia.

Dalam laporan kekeringan rutin bulan lalu, Biro Meteorologi Nasional Australia melaporkan Negeri Kanguru mengalami Oktober terkering sejak 2002. Curah hujan 65 persen lebih rendah dibanding rata-rata 1961-1990.

Baca Juga

Biro mengatakan, curah hujan di sebagian besar Australia kecuali Negara Bagian Victoria di bawah rata-rata. Negara Bagian Western Australia yang merupakan penghasil gandum terbesar sejauh ini mengalami Oktober terkering yang pernah tercatat.

Setelah tiga tahun menerima curah hujan yang tinggi fenomena El Nino membawa cuaca panas dan kering ke Australia. Bulan September lalu menjadi bulan terkering sejak pencatatan dimulai 1900.

Hujan di sebagian besar negara itu pada bulan Oktober lebih rendah dari proyeksi. Tapi proyeksi panen gandum Australia tahun ini masih turun 35 persen menjadi 26 juta ton.

"Area kekurangan (curah hujan) secara umum telah meluas dan menjadi lebih parah di barat daya Australia Barat, tenggara Queensland, dan beberapa bagian dari Top End di Wilayah Utara dan ujung utara Queensland. Kekurangan curah hujan berkurang di Victoria bagian selatan dan Tasmania bagian timur," kata biro cuaca Australia, Selasa (7/11/2023).

Prakiraan jangka panjangnya curah hujan di bawah rata-rata hingga setidaknya Januari di Australia bagian utara, barat, dan selatan. 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement