REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG---Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Nusa Tenggara Timur (NTT) melaporkan bahwa secara tektonik provinsi berbasis kepulauan itu dikepung oleh sumber gempa yang potensial. “NTT memiliki sumber gempa sesar naik busur belakang (back arc thrust),” kata Koordinator BMKG NTT Margiono di Kupang, Rabu.
Hal itu disampaikan saat menjadi pembicara dalam kegiatan bimbingan teknis (bimtek) serta lokakarya bertemakan "Jurnalis Tangguh Bencana" yang diinisiasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Swiss Agency for Development and Cooperation (SDC).
Selain sumber gempa sesar naik busur belakang, kata dia, NTT juga dekat dengan sumber gempa Megathrust Sumba sehingga potensi gempa tektonik sangat tinggi di NTT.
Namun kapan gempa tektonik itu terjadi, pihak BMKG sendiri tidak bisa memprediksi, seperti gempa bumi yang terjadi di Kota Kupang beberapa waktu lalu.
Margiono juga menyebutkan bahwa sumber gempa dan tsunami dan unsur tektonik di NTT terdiri dari delapan sumber, salah satunya adalah sumber pemicu baru gempa bumi yang terjadi pada 14 Desember 2021.
Delapan sumber gempa, tsunami, dan unsur tektonik, di NTT itu antara lain Flores Backarc Thrust, Semau Fault, Sawu Thrust, Timor FTB, Sumba Strike Slip, Bondowatu Fault, Sape Strike Slip, serta Kalaotoa Fault. “Kolaotoa Fault adalah sesar baru pemicu gempa bumi yang terjadi pada 14 Desember 2021 lalu,” ucap Margiono.
Dia juga mengatakan bahwa delapan sumber itu juga merupakan sumber yang menjadi penyebab tsunami yang pernah terjadi di wilayah NTT.