REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Anggota parlemen Hizbullah Ali Fayyad mengatakan pada Selasa (7/11/2023), bahwa kelompok Lebanon akan memberikan tanggapan ganda terhadap setiap serangan Israel terhadap warga sipil. Serangan Israel ke Lebanon selatan telah membunuh tiga anak dan nenek mereka pada Ahad (5/11/2023).
“Perlawanan akan memberikan respons ganda terhadap setiap agresi yang menargetkan warga sipil,” kata Fayyad pada pemakaman empat warga Lebanon dikutip dari middle east monitor.
Pernyataan tersebut mencerminkan situasi yang bergejolak di perbatasan Israel-Lebanon. Bentrokan mematikan antara pasukan Israel dan pejuang Hizbullah memicu kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas, sementara Israel menginvasi Jalur Gaza.
“Dia belum menunjukkan pengaruhnya secara maksimal,” kata Fayyad mengacu pada kelompok yang berkuasa di Lebanon itu.
Pihak berwenang Lebanon mengatakan, serangan Israel menghantam mobil yang ditumpangi keluarga tersebut pada akhir pekan. Militer Israel mengatakan, pasukannya menyerang sebuah kendaraan di Lebanon yang diidentifikasi sebagai angkutan yang diduga teroris dan sedang menyelidiki laporan bahwa ada warga sipil di dalamnya.
Saat pemakaman, keluarga korban serangan Israel itu menangisi empat peti mati yang dibalut bendera Lebanon dan bendera organisasi setempat. Spanduk ketiga gadis tersebut, yang berusia antara 10 hingga 14 tahun, bertuliskan bahwa mereka adalah martir dan menampilkan lambang Hizbullah.
Israel mengatakan, pihaknya menyerang sasaran Hizbullah sebagai tanggapan atas rentetan besar roket yang ditembakkan ke kota-kota di Israel utara. Kekerasan di sepanjang perbatasan Lebanon telah membunuh lebih dari 60 pejuang Hizbullah dan 10 warga sipil. Setidaknya tujuh tentara dan satu warga sipil Israel meninggal.