Rabu 08 Nov 2023 19:40 WIB

Gaza Bukan Hanya Muslim, Tapi Juga Umat Kristen

Gereja Santo Porphyrius tetap terjaga hingga di bawah kekuasaan Islam.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Didi Purwadi
Orang-orang berdiri di dekat reruntuhan Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius setelah serangan udara semalam di Gaza, Palestina, (20/10/ 2023).
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Orang-orang berdiri di dekat reruntuhan Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius setelah serangan udara semalam di Gaza, Palestina, (20/10/ 2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu momen telah membuka banyak mata publik dunia saat sebuah ledakan sangat mematikan dari artileri Israel menghancurkan Rumah Sakit Baptis Al Ahli pada 17 Oktober 2023 lalu. Bom Israel yang menghancurkan fasilitas medis milik umat Kristen di Gaza ini menewaskan hampir 500 orang, demikian menurut otoritas kesehatan Palestina. 

Dua hari berselang, tentara penjajah Israel mengebom Gereja Santo Porphyrius. Serangan bom Israel menewaskan sedikitnya 18 orang dari ratusan Muslim dan Kristen yang saat itu sedang berlindung di gereja tertua di Jalur Gaza tersebut. 

‘’Patriarkat Ortodoks Yerusalem menggambarkan serangan terhadap gereja tersebut sebagai kejahatan perang,’’ sebut Aljazeera dalam laporannya berjudul ‘Under Israeli Attack: Who Are The Christians of Gaza?’.

Komunitas Kristen Palestina terguncang. Namun, sebagian besar umat Kristen di Gaza memilih tidak meninggalkan kampung halaman mereka yang dikepung penjajah zionis Israel.