Rabu 08 Nov 2023 21:27 WIB

Kristen Palestina: Gaza adalah Tanah Kami, Kami tidak akan Pergi

Umat Kristen dan Muslim sama-sama mencari perlindungan di Gereja Santo Porphyrius.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Didi Purwadi
Orang-orang berdiri di dekat reruntuhan Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius setelah serangan udara semalam di Gaza, (20/10/ 2023).
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Orang-orang berdiri di dekat reruntuhan Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius setelah serangan udara semalam di Gaza, (20/10/ 2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pastor paroki, Gabriel Romanelli, telah tinggal di Betlehem, Tepi Barat, Palestina sejak perang perlawanan Hamas menentang penindasan zionis Israel pecah pada 7 Oktober lalu. Dan, Romanelli hingga saat ini masih tetap berhubungan dengan jemaatnya. 

Dalam sebuah pesan yang direkam pada 24 Oktober, Romanelli menyerukan agar Israel segera menghentikan serangan brutalnya ke Jalur Gaza. Ia pun meminta koridor kemanusiaan harus dibuka untuk rakyat Gaza.

‘’Tolong, beritahukan kepada mereka bahwa paroki ini dipenuhi oleh orang-orang biasa dan tetangga Muslim. Mereka adalah warga sipil yang tidak membahayakan siapa pun,’’ kata Pastor paroki, Gabriel Romanelli, seperti dikutip dari Aljazeera dalam laporannya berjudul ‘Under Israeli Attack: Who Are The Christians of Gaza?’.

Di bawah serangan hujan bom pemerintah apartheid Israel baru-baru ini, umat Kristen dan Muslim sama-sama mencari perlindungan di Gereja Santo Porphyrius. Setelah gereja tertua di Jalur Gaza tersebut terkena bom Israel, mereka semua pindah ke Gereja Keluarga Kudus yang terletak 400 meter dari sana.