REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Puluhan alat peraga sosialisasi (APS) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Kabupaten Gunungkidul dirusak oleh oknum tak dikenal.
Ketua Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) PSI Daerah Istimewa Yogyakarta Kamaruddin menanggapi santai mengenai hal ini. Hal ini sesuai jargon yang dimiliki partai tersebut.
"Kami memaafkan orang-orang atau siapa pun yang merusak baliho itu, tidak ke ranah hukum," ujar Kamaruddin kepada Republika, Rabu (8/11/2023).
Akan tetapi, ia menilai bahwa ini merupakan preseden yang buruk bagi demokrasi. Menurutnya, itu menunjukkan masih ada masyarakat yang tidak senang dengan partai politik tertentu hingga berbuat anarki.
"Tapi ini merupakan preseden buruk bagi demokrasi," lanjutnya.
Untuk itu, PSI berencana akan lebih memasifkan sosialisasi mengenai partai politik dan pemilihan umum. PSI telah melakukan sosialisasi yang menyasar berbagai kalangan masyarakat, dari milenial hingga lansia.
"Karena itu tanggung jawab kita untuk edukasi ke masyarakat. PSI itu kan politiknya santai dan santuy," katanya.