REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Yahudi di berbagai dunia ikut dalam aksi membela Palestina. Salah satunya terjadi di New York, Amarika Serikat. Rabbi Yahudi anti-zionis, Naftuli Flohr ikut berpartisipasi dalam aksi solidaritas untuk Palestina di New York. Dia bersama kelompok Yahudi, Neturei Karta membentangkan spanduk yang menyatakan dukungan kepada Palestina dan mengecam pengeboman Israel di Gaza.
Berbicara kepada Aljazirah pada akhir Oktober lalu, Flohr mengatakan, Israel bukan negara Yahudi. Mereka tidak mewakili Yahudi atau Yudaisme. Menurut Flohr, zionis selalu menolak kebenaran karena mereka tidak percaya kepada kitab Taurat dan Yudaisme.
"Jadi, ketika mereka (zionis) mendengar kebenaran, mereka menjadi sangat marah, terkadang mereka berteriak kepada kami, bahkan menyerang kami secara fisik. karena mereka tidak percaya pada Taurat dan Yudaisme," ujar Flohr.
Flohr mengatakan, zionis tidak masalah melakukan tindak kejahatan terhadap orang-orang Palestina. Mereka bahkan tidak masalah ketika melakukan kejahatan terhadap orang-orang Yahudi. Flohr menambahkan, Yahudi anti-zionis ingin hidup damai dengan orang-orang Palestina di seluruh dunia seperti yang telah dijalani ratusan tahun lalu, sebelum zionis mengambil paksa tanah Palestina.
"Kami tidak takut untuk mengungkapkan kebenaran, kami siap menderita untuk mengatakan kebenaran bagi seluruh dunia dan kami ingin hidup damai dengan tetangga Palestina di seluruh dunia, di Brooklyn, New York, Yerusalem, di mana pun. Yahudi sejati, Yahudi anti-zionis, mereka ingin hidup damai seperti yang kita jalani selama ratusan tahun lalu," kata Flohr.
Pada September lalu, Presiden Iran, Ebrahim Raisi bertemu dengan rabi anti-zionis di New York di sela-sela menghadiri Sidang Umum PBB. Dalam pertemuan itu, Raisi mengatakan bahwa zionis berusaha untuk menodai citra Yudaisme.
"Kami percaya bahwa Yahudi berbeda dari zionis. Kami tidak punya masalah dengan Yudaisme dan Taurat. Masalah kami ada pada zionis," ujar Raisi, dilansir Press TV.
Rabbi anti-zionis, Yisroel Dovid Weiss mengatakan, zionisme adalah ideologi negara Israel yang mencoba menampilkan dirinya sebagai negara Yahudi. Mereka mengklaim mewakili agama Yahudi. Namun pada dasarnya, mereka tidak percaya kepada kitab Taurat.
“Yahudi dan Zionisme berbeda satu sama lain seperti bumi dan langit, saling bertentangan. Yudaisme adalah tentang ketundukan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan Zionisme adalah sebutan untuk nasionalisme ekstrem yang bertujuan untuk menguasai segala sesuatu yang berkaitan dengan pembentukan suatu bangsa,” ujar Weiss, dilansir Anadolu Agency.
Weiss mengatakan, orang-orang Yahudi mematuhi perintah-perintah Taurat, namun ketaatan seperti itu tidak ada dalam zionisme. Weiss mengatakan, zionisme tidak menaati Sepuluh Perintah Taurat dan tidak menjalankan hari Sabat. Pada hari Sabat di Israel, semuanya berjalan seperti biasa. Oleh karena itu, jika zionis menyebut diri mereka mendirikan negara Yahudi maka itu omong kosong belaka.