Rabu 08 Nov 2023 23:21 WIB

Belgia Dorong Dunia Jatuhkan Sanksi Terhadap Zionis Israel

Belgia tegaskan pengeboman Israel atas Gaza tak manusiawi

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Asap mengepul dari bagian utara Jalur Gaza akibat serangan udara Israel, seperti yang terlihat dari Sderot, Israel selatan, Senin (30/10/2023).
Foto: EPA-EFE/HANNIBAL HANSCHKE
Asap mengepul dari bagian utara Jalur Gaza akibat serangan udara Israel, seperti yang terlihat dari Sderot, Israel selatan, Senin (30/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS — Wakil Perdana Menteri Belgia, meminta pemerintah Belgia pada hari Rabu untuk mengadopsi sanksi terhadap Israel dan menyelidiki pemboman rumah sakit dan kamp-kamp pengungsi di Gaza.

"Sudah waktunya untuk memberikan sanksi terhadap Israel. Hujan bom tidak manusiawi,” kata wakil perdana menteri Petra De Sutter kepada surat kabar Nieuwsblad. 

Baca Juga

“Jelas bahwa Israel tidak peduli dengan tuntutan internasional untuk gencatan senjata," katanya dilansir dari Arab News, Rabu (8/11/2023).

Israel menyerang Gaza sebagai tanggapan atas serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober. Perang Hamas-Israel, telah sampai ke episode paling berdarah dalam konflik Israel-Palestina selama beberapa generasi.

De Sutter mengatakan, Uni Eropa harus segera menangguhkan perjanjian asosiasinya dengan Israel, yang bertujuan untuk kerja sama ekonomi dan politik yang lebih baik. Termasuk larangan impor produk dari wilayah Palestina yang diduduki harus diterapkan dan pemukim yang kejam, politisi, tentara yang bertanggung jawab atas kejahatan perang harus dilarang memasuki UE.

Pada saat yang sama, katanya, Belgia harus meningkatkan pendanaan untuk Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag untuk menyelidiki pemboman sambil memotong aliran uang ke Hamas.

Baca juga: Pesan Nabi Muhammad SAW untuk Saudara-Saudara Kita di Palestina 

“Ini adalah organisasi teroris. Teror membutuhkan uang dan harus ada sanksi terhadap perusahaan dan orang-orang yang menyediakan uang kepada Hamas,” kata De Sutter.

Dengan perang yang sekarang memasuki bulan kedua, pejabat PBB dan negara-negara G7 meningkatkan seruan untuk jeda kemanusiaan dalam permusuhan untuk membantu meringankan penderitaan di Gaza, di mana bangunan telah diratakan dan persediaan dasar hampir habis. Pejabat Palestina mengatakan lebih dari 10 ribu orang telah meninggal, di mana 40 persen dari korban adalah anak-anak.

 

Sumber: arabnews 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement