REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mewaspadai ketegangan yang tengah terjadi di Timur Tengah. Seperti diketahui, pembantaian yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina masih terus berlangsung.
Kementerian Investasi, kata dia, akan melihat perkembangan kondisi tersebut. Setelah itu baru merumuskan langkah untuk menarik investasi pada tahun depan.
"Desember kita lihat perkembangannya. Baru kita rumuskan langkah (tarik investasi) pada Januari," ujar Bahlil kepada wartawan di Jakarta, Rabu (8/11/2023).
Ia menyatakan, akan berusaha maksimal mencapai target realisasi investasi tahun depan. Walau di tengah keadaan geopolitik global dan pemilu di dalam negeri.
"Untuk target investasi tahun depan rentangnya Rp 1.450 triliun sampai Rp 1.650 triliun. Kita akan maksimalkan," ujar dia.
Pada kesempatan itu, Bahlil mengungkapkan, aksi boikot produk pro Israel yang dilakukan masyarakat berpengaruh terhadap realisasi investasi. Hanya saja pengaruhnya tidak besar.
"Ada (pengaruhnya) tapi belum dalam. Itu karena (aksi boikotnya) baru. Jadi ada sekali pun kecil," jelasnya.
Meski begitu, ia yakin target realisasi investasi 2023 yang sebesar Rp 1.400 triliun tetap tercapai. Menurutnya, aksi boikot tersebut tidak akan memengaruhi penanaman modal sampai akhir tahun.
"Sampai 2023 saya pikir tidak ada pengaruh apa-apa. Target Rp 1.400 triliun tetap tercapai," tegas dia.