REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Beberapa hari terakhir Israel menembaki beberapa rumah sakit di Gaza. Serangan-serangan itu menewaskan dan melukai pasien serta orang-orang yang mengungsi ke rumah sakit dan semakin membatasi layanan kesehatan.
Pada Rabu (8/11/2023) kemarin sebuah masjid di dekat Rumah Sakit Nasser di Khan Younis di Gaza selatan ditembak. Di masjid itu banyak orang Palestina yang mengungsi setelah mengindahkan seruan Israel untuk mengungsi ke utara.
Pada Kamis (9/11/2023) Aljazirah melaporkan masjid yang hanya 100 meter dari Rumah Sakit Nasser. Masjid terbesar di daerah Khan Younis hancur total dalam serangan udara.
Aljazirah mengatakan yang mengkhawatirkan serangan itu terjadi di jalan sibuk yang mengarah ke pintu samping rumah sakit dan juga pasar yang ramai dengan begitu banyak orang yang berbelanja kebutuhan sehari-hari.
Selain itu, terdapat toko roti di sebelah masjid di mana ratusan orang setidaknya sedang menunggu untuk membeli roti. Jumlah korban jiwa tidak segera diketahui. Militer Israel menuduh Hamas menggunakan rumah sakit dalam kampanye militer mereka melawan Israel.
"Hamas menempatkan pasukan dan senjata di dalam, di bawah dan di sekitar sekolah, masjid, rumah dan fasilitas PBB," kata juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, kepada para wartawan pada Ahad (5/11/2023) lalu.
"Di antara kejahatan perang Hamas yang terburuk adalah penggunaan rumah sakit untuk menyembunyikan infrastruktur teror mereka," tambahnya.
Hamas berulang kali menolak tuduhan tersebut. Ketua Komite Qatar untuk Rekonstruksi Gaza, Mohammed al-Emadi, mengatakan tuduhan Israel tersebut merupakan "upaya terang-terangan untuk membenarkan penargetan fasilitas sipil oleh penjajah Israel, termasuk rumah sakit, sekolah, tempat berkumpulnya penduduk dan tempat penampungan pengungsi".
Investigasi Al Jazeera baru-baru ini menemukan tidak ada alasan untuk mendukung pernyataan Israel yang mengatakan terdapat terowongan Hamas di bawah Rumah Sakit Sheikh Hamad yang didanai oleh Qatar di Gaza utara.
Berulang kali serangan udara Israel mengenai rumah sakit dan ambulans. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan setidaknya 39 fasilitas kesehatan, termasuk 22 rumah sakit, rusak sejak perang dimulai.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 193 petugas kesehatan tewas sejak perang pecah. Sementara 45 ambulans dihancurkan.
Sedikitnya 10.569 warga Palestina, termasuk 4.324 anak-anak, terbunuh di Jalur Gaza sejak konflik meletus, sementara seluruh lingkungan menjadi puing-puing. PBB mengatakan sekitar 1,5 juta orang kini menjadi pengungsi internal di Gaza.
Lebih dari 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, terbunuh dalam serangan Hamas ke Israel selatan pada tanggal 7 Oktober, yang mengawali perang Gaza terbaru.