Kamis 09 Nov 2023 10:25 WIB

Tabungan Jumbo Jelang Pemilu Meningkat, Pengusaha Wait and See?

Kenaikan simpanan di atas Rp 5 miliar tersebut fluktuasinya masih tidak banyak.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Direktur Group Riset Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Herman Saherudin menjelaskan mengenai perkembangan kondisi ekonomi global dan nasional dalam acara Media Workshop di Hotel Intercontinental Bandung, Rabu (8/11/2023).
Foto: Republika/ Rahayu Subekti
Direktur Group Riset Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Herman Saherudin menjelaskan mengenai perkembangan kondisi ekonomi global dan nasional dalam acara Media Workshop di Hotel Intercontinental Bandung, Rabu (8/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat pertumbuhan simpanan di atas Rp 5 miliar pada September 2023 meningkat. Direktur Grup Riset LPS Herman Saherudin mengatakan tabungan jumbo pada periode tersebut tumbuh 7,82 persen secara tahunan.

"Naik turunnya simpanan itu, sebaiknya tidak dilihat dari satu titik. Jadi kalau misalnya September ini simpanan di atas Rp 5 miliar lebih tinggi daripada yang lalu, bukan berarti ada indikasi bahwa pengusaha wait and see," kata kata Herman dalam media workshop LPS dengan media di Hotel Intercontinental Bandung, Rabu (8/11/2023) malam.

Baca Juga

Dia menjelaskan, untuk simpanan di atas Rp 5 miliar komposisinya terdiri atas swasta 49 persen serta BUMN dan BUMD 11,4 persen yang jika dijumlah mencapai 60 persen. lalu dari pemerintah daerah 11 persen sehingga lebih banyak dari korporasi.

"Jadi kalau kita bilang simpanan di atas Rp 5 miliar itu punya orang kaya tidak begitu juga. Perseorangan (porsinya) hanya 17 persen," ucap Herman.

Herman mengakui pengusaha saat menjelang tahun politik memang memilih wait and see. Meskipun begitu, kenaikan simpanan di atas Rp 5 miliar tersebut fluktuasinya masih tidak banyak.

"Jadi tidak signifikan secara statistik berbeda dengan rata-rata selama empat bulan ke belakang," ungkap Herman.

Untuk itu, Herman memastikan fluktuasi belum memberikan indikasi yang kuat. Khususnya untuk menentukan investasi akan tetap kuat atau wait and see.

"Tetapi paling tidak menunjukkan bahwa pertumbuhannya segitu-gitu saja. Jadi artinya saya menerjemahkan, mereka untuk berinvestasi saat ini mungkin belum cenderung melambat, tetapi tidak akan tumbuh lebih cepat," jelas Herman. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement