Kamis 09 Nov 2023 20:09 WIB

Mangrove Serap Emisi Karbon Lima Kali Lipat dari Tanaman Hutan

BRIN sedang dorong solusi penyerapan karbon menggunakan sistem silvofishery

Red: Lida Puspaningtyas
Foto udara kawasan hutan mangrove di Gili Meno, Desa Gili Indah, Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Senin (23/10/2023). Kawasan wisata perairan Gili Meno merupakan bagian dari pulau Gili Matra (Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan) yang ditetapkan sebagai kawasan konservasi perairan nasional seluas sekitar 2.954 hektare untuk melindungi, melestarikan dan pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati laut, terumbu karang, ikan karang dan lamun.
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Foto udara kawasan hutan mangrove di Gili Meno, Desa Gili Indah, Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Senin (23/10/2023). Kawasan wisata perairan Gili Meno merupakan bagian dari pulau Gili Matra (Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan) yang ditetapkan sebagai kawasan konservasi perairan nasional seluas sekitar 2.954 hektare untuk melindungi, melestarikan dan pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati laut, terumbu karang, ikan karang dan lamun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan bahwa tanaman mangrove mampu menyerap emisi karbon sebanyak lima kali lebih besar dibandingkan dengan pepohonan yang berada di hutan.

"Tanaman mangrove mampu menyerap emisi karbon sebanyak lima kali lipa lebih besar dari hutan terestrial," kata Perekayasa ahli utama Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih (PRLTB) Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan (ORHL) BRIN Widiatmini Sih Winarti, di Jakarta, Rabu (8/11/2023).

Baca Juga

Dia mengatakan BRIN tengah mendorong solusi penyerapan karbon menggunakan sistem silvofishery atau wamina yang merupakan kegiatan mengkombinasikan vegetasi hutan mangrove dan budidaya tambak. Sistem wamina diyakini menjadi solusi keseimbangan antara menyejahterakan masyarakat dan penyerapan karbon untuk lingkungan.

"Hasil riset menujukan bahwa tutupan area mangrove sebesar 44 hingga 80 persen per hektare di tambak dengan sistem wamina dapat menyimpan 40 hingga 50 ton karbon," kata dia.