Kamis 09 Nov 2023 14:00 WIB

Enam Hikmah Dibalik Perang Palestina dan Israel Saat Ini

Palestina akan terus mempertahankan kawasannya.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Erdy Nasrul
Presiden Nusantara Foundation Imam Shamsi Ali.
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Presiden Nusantara Foundation Imam Shamsi Ali.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Penyerangan pejuang Palestina di tanggal 7 Oktober lalu yang disebut sebagai “surprise attack” itu ternyata menjadi memomentum yang lebih dahsyat akan kemenangan yang nyata (fathun mubinan). Kesimpulan ini bukan saja didasarkan kepada informasi langit yang pastinya tidak diragukan (laa raeba fiih). Tapi fakta-fakta di lapangan sepanjang sejarah peperangan itu membuktikan.

Imam Masjid New York Shamsi Ali mengatakan pembantaian dan genosida dilakukan kepada bangsa Palestina, khususnya di Gaza, bukan hanya kali ini. Sudah puluhan kali sejak pendudukan tanah mereka 75 tahun silam. Mungkin yang mutakhir dan masih segar di memori adalah pembantaian tahun 2002, 2005, 2008, 2012, hingga dua tahun lalu. Pada setiap serangan dan pembunuhan massal itu ribuan warga Palestina yang syahid. 

Baca Juga

Belum lagi pembunuhan harian yang terjadi di kota-kota lain Palestina, termasuk di Jenin dan Ramallah. Dalam enam bulan terakhir sebelum pembalasan 7 Oktober itu diberitakan tidak kurang dari 600 warga Palestina yang ditembak mati. Belum lagi yang ditangkap dan atau terluka dalam setiap insiden yang terjadi.

Namun catatan sejarah mengatakan bahwa setiap kali serangan penjajah dengan pembunuhan massal dan genosida itu terjadi bangsa Palestina bukannya semakin lemah, apalagi menyerah. Mereka justeru semakin kuat dan kokoh untuk  memenangkan pertarungan itu.