Kamis 09 Nov 2023 14:36 WIB

Divestasi BRI di BSI, Erick Thohir: Jangan Buru-buru

Erick ingin mencari mitra yang tepat guna menjaga pertumbuhan BSI ke depan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri BUMN Erick Thohir saat groundbreaking BSI Tower di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (9/11/2023).
Foto: Dok Kementerian BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir saat groundbreaking BSI Tower di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (9/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir masih mempelajari rencana divestasi saham BRI dan BNI di PT Bank Syariah Indonesia (BSI). Erick menyampaikan rencana divestasi masih dalam kajian.

"Kita masih diskusi karena mencari mitra, jangan buru-buru, seperti kita bermitra dengan Singtel, Telkom sekarang makin bagus setelah masing-masing pihak membangun wilayah, yang satu B to B, satu lagi B to C," ujar Erick saat groundbreaking pembangunan gedung Bank Syariah Indonesia (BSI) Tower di Jalan Merdeka Selatan, Nomor 17, Jakarta Pusat, Kamis (9/11/2023).

Baca Juga

Erick pun ingin menerapkan hal serupa dalam mencari mitra yang tepat untuk BSI. Erick mengatakan mitra yang tepat merupakan hal krusial dalam menjaga dan meningkatkan tren pertumbuhan BSI ke depan.

"Kita mau mencari mitra yang bisa menjadikan BSI bank syariah global. Sekarang ini peringkat 12, siapa tahu ke depan bisa masuk 10 besar," ucap Erick.

Untuk itu, Erick menyebut perlunya mitra yang punya kemampuan untuk meningkatkan penetrasi BSI di kancah global. Erick menyampaikan sejauh ini prioritas mitra strategis masih berasal dari negara-negara Timur Tengah.

"Mitra yang bisa membuka akses kita membuka kantor di London, Riyadh, Mekah, Madinah, dan Dubai, ini yang kita dorong, karena pendanaan dalam konteks syariah menarik ke depan untuk terus dieksplorasi," kata Erick.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement