REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembalap tim satelit Prima Pramac, Jorge Martin, mengatakan sudah mulai merasakan tekanan untuk memperebutkan gelar juara dunia di Grand Prix Malaysia yang akan digelar di Sirkuit Internasional Sepang, akhir pekan ini.
"Saya akui bahwa saya sudah merasakan tekanannya. Saya belum tidur. Saya butuh empat atau lima hari untuk tidak memikirkan sepeda motor .... Saya sepertinya hancur secara mental," ungkap Martin, dikutip dari AFP, Kamis (9/11/2023).
Adapun Martin kini hanya terpaut 13 poin dari pemimpin klasemen sementara musim ini, Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo). Keduanya yang berjarak begitu pendek di tiga pekan terakhir musim 2023, memiliki peluang yang berimbang untuk merebut mahkota juara dunia dengan tiga balapan tersisa di Malaysia, Qatar, dan Valencia.
Adapun maksimal 111 poin akan diperebutkan selama tiga akhir pekan ke depan, termasuk poin dari balapan sprint.
Sementara itu, Bagnaia mengaku tak ingin bersantai-santai mengingat Martin sudah mengintai untuk mematahkan gelar juara bertahannya.
"Dalam hal tekanan, tahun lalu lebih tinggi dan lebih intens. Saya merasakan lebih banyak beban di pundak saya," ungkap Bagnaia.
"Tahun ini berbeda. Saya merasakan banyak tekanan – sama – tetapi dengan cara yang lebih memotivasi diri saya," ujarnya menambahkan.
Seperti di Thailand dua pekan lalu, cuaca beruap kembali menjadi faktor dan tantangan utama di Malaysia. Suhu sepanjang minggu ini diperkirakan akan mencapai 33 derajat Celcius, ditambah dengan kelembapan dan ancaman badai petir tropis yang selalu ada.
Sirkuit Internasional Sepang yang terletak dekat dari Kuala Lumpur, dulunya merupakan tuan rumah Formula 1 dan memberikan banyak kesempatan untuk balapan kecepatan tinggi dan menyalip.
Ini adalah trek lebar dengan dua lintasan lurus panjang dan salah satu lap terpanjang di MotoGP. MotoGP Malaysia bergulir mulai Jumat (10/11) hingga Ahad (12/11).
Secara umum Valentino Rossi jadi pembalap terakhir yang...