REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemunafikan para pemimpin Barat satu per satu terkuak ketika mereka menanggapi invasi Rusia di Ukraina dan pengeboman Israel di Gaza. Ketika invasi Rusia meletus pada Februari 2022, para pemimpin Barat kompak mengutuk dan menyebut Moskow telah melakukan kejahatan perang dengan menargetkan warga sipil yang tidak berdosa.
Namun ketika Israel membombardir Gaza secara membabi buta selama satu bulan penuh, tidak ada pemimpin Barat yang mengecam negara zionis itu. Para pemimpin Barat justru kompak memberikan dukungan bagi Israel atas dalih membela diri. Mereka seolah menutup mata atas ribuan nyawa warga sipil Palestina yang hilang, termasuk anak-anak akibat pengeboman Israel.
Ketika perang Rusia-Ukraina meletus, pemimpin oposisi Inggris, Keir Starmer dengan tegas mengatakan bahwa Rusia bersalah atas kejahatan perang. Dia mengatakan, Presiden Vladimir Putin telah melakukan kejahatan mengerikan dengan menyerang warga sipil Ukraina.
"Apa yang telah saya lihat merupakan kejahatan perang, khususnya kejahatan yang mengerikan, serangan terhadap warga sipil dan saya pikir sangat penting agar dia (Putin) dimintai pertanggungjawaban dan bertanggung jawab, dan semua orang yang terlibat saat ini tahu apa konsekuensinya," ujar Starmer, dilansir Aljazirah.
Sementara ketika ditanya mengenai tindakan Israel di Gaza, Starmer memberikan pernyataan yang berkelit. Dia tidak mau menuduh secara langsung bahwa Israel telah melakukan kejahatan perang.
"Menurut saya, tidak bijaksana bagi politisi untuk berdiri di panggung seperti ini atau duduk di studio televisi dan menyatakan tindakan mana yang mungkin atau tidak mungkin dilakukan sesuai dengan hukum internasional," ujar Starmer.
Keir Starmer says Russia is guilty of war crimes, but what about Israel? We compare and contrast the British opposition leader's comments ⤵️ pic.twitter.com/pIiUjgLCPS
— Al Jazeera English (@AJEnglish) November 7, 2023
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden juga memberikan pernyataan yang munafik ketika menanggapi perang Rusia-Ukraina dan serangan Israel di Gaza. Pada 6 April 2022, Biden mengatakan, Rusia membantai warga sipil dengan keji dan harus dimintai pertanggung jawaban.
"Warga sipil dieksekusi dengan darah dingin, mayatnya dibuang ke kuburan massal, tidak ada yang lebih buruk dari kejahatan perang besar. Negara-negara yang bertanggung jawab harus bersatu untuk meminta pertanggungjawaban para pelaku ini," ujar Biden.
Kemudian pada 25 Oktober 2023 ketika pengeboman Israel di Gaza semakin intensif, Biden tidak melontarkan kecaman. Dia justru mengatakan bahwa warga sipil yang menjadi korban perang di Gaza adalah harga yang harus dibayar dalam perang. Bahkan Biden tidak percaya dengan angka kematian warga sipil Palestina yang mencapai ribuan orang, termasuk anak-anak.
"Saya yakin orang-orang tak berdosa telah terbunuh dan itu adalah harga yang harus dibayar untuk berperang," kata Biden.
Uni Eropa juga sama-sama munafik....