Kamis 09 Nov 2023 18:40 WIB

Kelompok Antirasisme Jerman: Serangan kepada Umat Islam di Jerman Meningkat

Serangan pada Muslim di meningkat sejak dimulainya genosida Israel.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Muslimah Jerman berunjuk rasa di Hamburg, Jerman.
Foto: Daniel Bockwoldt/EPA
Muslimah Jerman berunjuk rasa di Hamburg, Jerman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok antirasisme Jerman melaporkan tingginya jumlah serangan kepada umat Islam sejak dimulainya genosida Israel terhadap Palestina sebulan terakhir. 

Komunitas Muslim Jerman menghadapi serangan yang semakin meningkat sejak dimulainya perang melawan Jalur Gaza, sebagaimana rilis yang dikeluarkan organisasi hak asasi manusia non-pemerintah yang berbasis di Berlin.  

Baca Juga

“Dalam beberapa pekan terakhir kita telah melihat peningkatan rasisme anti-Muslim. Saat ini kami mendokumentasikan tiga insiden anti-Muslim setiap hari. Hal ini berlaku selama dua setengah pekan sebelum tanggal 31 Oktober,” kata ketua Aliansi Melawan Islamofobia dan Kebencian Anti-Muslim (CLAIM), Rima Hanano seperti dilansir di Anadolu Agency, Kamis (9/11/2023). 

Pada saat yang sama, ia menekankan ada banyak kasus yang tidak dilaporkan karena banyak orang tidak melaporkan serangan anti-Muslim atau tidak tercatat dengan baik. Hanano menyatakan keprihatinannya atas serangkaian kejahatan rasial anti-Muslim di Jerman dalam beberapa pekan terakhir. 

“Masjid-masjid di seluruh negeri menerima surat ancaman dan kebencian, dan ada upaya pembakaran. Misalnya, anak-anak di-bully di sekolah karena ketaatannya pada Islam. Atau mereka diharapkan memposisikan diri karena afiliasi Muslimnya,” ujarnya.

Tak hanya itu, dia menjelaskan banyak orang Muslim diserang secara verbal di jalan dan disamakan dengan teror dan dihina sebagai teroris. Ini adalah kasus-kasus yang sampai kepada catatan kelompok HAM dan antirasisme Jerman. 

Aktivis hak asasi manusia ini menekankan seakan-akan setiap orang di Jerman mendukung kebencian anti-Muslim. Dalam catatannya, CLAIM telah mendokumentasikan 53 kasus ancaman, kekerasan dan diskriminasi anti-Muslim dalam dua setengah minggu terakhir, termasuk 10 serangan terhadap masjid. 

Pemerintahan Kanselir Olaf Scholz yang beraliran kiri-tengah juga menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya rasisme anti-Muslim. "Setiap serangan terhadap Muslim di Jerman, karena alasan agama atau lainnya sama sekali tidak dapat diterima,” kata juru bicara pemerintah Steffen Hebestreit pekan lalu pada konferensi pers di Berlin. 

Dia menyebut hampir lima juta populasi umat Muslim di Jerman berhak untuk dilindungi dan diberikan keamanan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement