REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BPJS Kesehatan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Joint Learning Network (JLN) Collaborative Meeting. Kegiatan itu mempertemukan komunitas praktisi dan pembuat kebijakan dari berbagai negara yang bertujuan untuk berbagi pengalaman, pengetahuan untuk mengembangkan sistem maupun sumber daya yang diharapkan mampu menjawab tantangan praktis reformasi sistem kesehatan untuk mencapai Universal Health Coverage (UHC).
”Kami berharap kolaborasi dalam hal digitalisasi kesehatan dapat memberikan dampak nyata dan signifikan untuk diterapkan di negara-negara peserta kegiatan ini,” kata Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti dalam sambutannya pada JLN Collaborative Launch Meeting di Jakarta, Kamis (9/11/2023).
Ghufron menjelaskan, penerapan digitalisasi layanan jaminan kesehatan yang sudah diterapkan BPJS Kesehatan menjadi perhatian banyak negara. Sebab itu, melalui Komunitas JLN pembelajaran terkait digitalisasi kesehatan diharapkan dapat terus dikembangkan di tiap-tiap negara peserta JLN menjawab perkembangan teknologi digital dunia.
Dia memaparkan, peningkatan kualitas pelayanan peserta JKN menjadi fokus utama dalam penyelenggaraan layanan BPJS Kesehatan. Di mana, hal itu sejalan dengan upaya BPJS Kesehatan melakukan transformasi mutu layanan yang mudah, cepat, dan setara. Untuk mewujudkannya, tentu membutuhkan dukungan dari berbagai aspek, salah satunya adalah aspek digitalisasi dalam pelayanan peserta JKN.
Menurut dia, BPJS Kesehatan telah mengembangkan berbagai inovasi dan terobosan berbasis teknologi informasi untuk mendukung pelaksanaan Program JKN. Berbagai terobosan pelayanan kesehatan berbasis teknologi informasi yang dikembangkan BPJS Kesehatan diharapkan dapat berdampak pada kualitas layanan, penguatan sarana dan prasarana, serta perubahan budaya dan perilaku masyarakat di era digitalisasi.
”Manfaat digitalisasi layanan diharapkan memberikan dampak signifikan terhadap kualitas layanan, meningkatkan efisiensi dan aksesibilitas layanan kesehatan, serta menyelaraskan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” kata Ghufron.
Masih dalam kesempatan yang sama Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional Agus Suprapto menerangkan, integrasi digitalisasi kesehatan di Indonesia saat ini terus berkembang. Pengembangan digitalisasi kesehatan tidak lepas dari peran BPJS Kesehatan, misalnya dalam pengembangan berbagai kemudahan layanan kesehatan bagi masyarakat seperti telemedicine dan telekonsultasi.
Pertemuan itu diselenggarakan secaara kolaborasi dengan World Bank Digital Health team, Bill and Melinda Gates Foundation, Gates Ventures, Johns Hopkins University Digital Health Exemplars, McKinsey Health Institute, eHealth Labs Ethiopia, and the Indian Institute of Health Management Research.
Di sela kegiatan, Practice Leader Officer Workd Bank for Indonesia Achim Daniel Shimillen menyampaikan apresiasinya terhadap pertemuan tersebut. Di mana, pihaknya merasa bangga dapat bekerja sama dengan pemerintah Indonesia serta negara-negara lainnya dan dengan partner-partner lain di JLN. Diketahui, komunitas JLN terdiri dari para pemimpin dari kementerian, lembaga pembiayaan kesehatan nasional dan lembaga pemerintah lainnya dari berbagai negara di Asia, Afrika, Eropa, Amerika Latin dan Timur Tengah.
“Bank Dunia adalah organisasi pembangunan dengan misi untuk mengakhiri kemiskinan dan kesehatan adalah bagian integral dari hal ini. Selama pandemi Covid-19, kita semua telah belajar bagaimana kesehatan bisa mempengaruhi semua kehidupan kita. Dan pada saat yang sama, kita telah belajar, ada praktik-praktik yang bagus yang dapat digunakan, misalnya, teknologi digital untuk meningkatkan hasil kesehatan,” kata Achim.
Menurut Achim, Indonesia merupakan tempat yang sangat baik untuk dijadikan tempat untuk berbagi pengalaman dengan struktur dan inisiatif yang sangat bagus dari pemerintahnya. Menurut dia, Indonesia telah menunjukkan cara untuk menangani pandemi dan juga berubah menjadi lebih kuat setelahnya.
“Dan jadi kami sangat senang untuk memiliki inisiatif ini, untuk belajar dari Indonesia untuk negara lain, tapi juga untuk membawa negara lain ke Indonesia agar kita bisa belajar dari mereka,” kata dia.