Kamis 09 Nov 2023 19:18 WIB

Sarjana Barat Ini Akui Yerusalem Damai di Bawah Pemerintahan Islam 

Yerusalem Palestina memiliki kedudukan yang agung di sisi Islam

Red: Nashih Nashrullah
Warga Palestina melaksanakan sholat Idul Fitri di Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem (ilustrasi). Yerusalem Palestina memiliki kedudukan yang agung di sisi Islam
Foto: REUTERS/Jamal Awad
Warga Palestina melaksanakan sholat Idul Fitri di Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem (ilustrasi). Yerusalem Palestina memiliki kedudukan yang agung di sisi Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Yerusalem Palestina memiliki kedudukan yang agung di sisi Islam, ini antara lain keberedaan Masjid Al-Aqsa, kiblat pertama umat Islam dan keterkaitan sejarah yang kuat di negeri ini.  

Tentara Muslim menduduki Yerusalem tanpa perlawanan pada 563 M dan segera memutuskan untuk memugar tempat suci utama ini. 

Baca Juga

Pertama, mereka membangun Masjid Jami’ (al-Aqsa) pada sisi selatan, dan pada 692 diselesaikanlah tempat paling suci yang disebut Kubah Batu yang berada di bagian tengahnya.

Sejarah kota ini, menurut John L Esposito dalam Ensiklopedi Dunia Islam Modern, bisa dibilang tidak begitu menonjol hingga Perang Salib. Kota ini dihuni oleh orang-orang Kristen serta Yahudi yang diperbolehkan kembali ke kota itu oleh kaum Muslim untuk pertama kalinya sejak mereka dilarang oleh Romawi pada 135 M. 

Penguasa Mesir al-Hakim bi Amr Allah membakar Gereja Makam Suci Kristen pada 1009, salah satu insiden yang menggerakkan serangan Eropa terhadap Palestina dan pendudukan atas Yerusalem pada 1099.

Periode kekuasaan Kristen Latin di Yerusalem berlangsung sekitar seabad sebelum Salahuddin mengusir mereka pada 1187. Jangka waktu ini cukup lama bagi tentara Salib untuk mengubah Kubah Batu menjadi gereja dan Al-Aqsa menjadi markas Ksatria Penjaga Kuil. 

Baca juga: Mengapa Malaikat Jibril Disebut Ruh Kudus dalam Alquran?

Di bawah Salahuddin, tempat-tempat suci Muslim itu dikembalikan kepada fungsinya semula. Dia pula—dibantu oleh para pengkhotbah—meningkatkan apresiasi kaum Muslim terhadap apa yang disebut sebagai tempat suci Islam ketiga setelah Makkah dan Madinah. 

Perang Salib tampaknya telah mengejutkan kaum Muslim, tetapi setelah itu mereka sadar akan maksud bangsa Eropa terhadap Yerusalem.

Salahuddin juga ingin menjadikan Yerusalem..

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement