Jumat 10 Nov 2023 08:24 WIB

Cina Kritik Sikap Negara G7 karena tak Serukan Gencatan Senjata di Gaza

Tak ada pernyataan bersama Menlu G7 pasca pertemuan di Tokyo.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Juru Bicara Kemenlu Cina Wang Wenbin mengkritisi tak adanya seruan gencatan senjata di Jalur Gaza dalam pernyataan bersama menlu negara G7.
Foto: EPA-EFE/MARK R. CRISTINO
Juru Bicara Kemenlu Cina Wang Wenbin mengkritisi tak adanya seruan gencatan senjata di Jalur Gaza dalam pernyataan bersama menlu negara G7.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Cina Wang Wenbin, mengkritisi tak adanya seruan gencatan senjata di Jalur Gaza atau perundingan damai Israel-Palestina dalam pernyataan bersama, yang dirilis para menteri luar negeri (menlu) negara anggota G7 pasca pertemuan mereka di Tokyo, Jepang. Wang menyangsikan pernyataan menlu G7 dapat meredakan situasi di Gaza dan membantu untuk mewujudkan perdamaian.

“Pernyataan para menlu G7 berisi paragraf panjang tentang situasi Palestina-Israel, tapi tidak menyebutkan gencatan senjata atau dimulainya kembali pembicaraan damai, juga tidak menyinggung implementasi resolusi yang diadopsi Majelis Umum PBB pada sidang daruratnya atau perlunya tindakan yang bertanggung jawab di Dewan Keamanan,” kata Wang dalam pengarahan pers, Kamis (9/11/2023), dikutip laman resmi Kemenlu Cina.

Baca Juga

“Ini menimbulkan tanda tanya besar mengenai bagaimana tepatnya pernyataan (para menlu G7) tersebut dapat membantu meringankan situasi dan memulihkan perdamaian,” tambah Wang.

Wang mengungkapkan, Cina berharap G7 akan mengambil posisi objektif dan adil terkait isu konflik Israel-Palestina. Dia pun meminta G7 mengambil tindakan cepat dan nyata guna membantu menghentikan pertempuran di Gaza serta melindungi warga sipil. Untuk mengakhiri konflik dan membangun perdamaian, Beijing ingin G7 turut mendorong penerapan solusi dua negara Israel-Palestina. Cina sudah berulang kali menyatakan bahwa jalan keluar satu-satunya untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina adalah solusi dua negara. 

Pada Rabu (8/11/2023), para menlu negara anggota G7 menyerukan tindakan segera untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza. Seruan itu diumumkan setelah mereka menggelar pertemuan tingkat tinggi di Tokyo, Jepang. “(Para menlu) menekankan pentingnya mematuhi hukum kemanusiaan internasional,” ujar Menlu Jepang Yoko Kamikawa.

Menurut Kamikawa, para menlu G7 setuju untuk menyerukan jeda dalam pertempuran di Jalur Gaza. “Sehingga pasokan kemanusiaan dapat dikirim ke Jalur Gaza,” ucapnya.

Meski sepakat menyerukan jeda kemanusiaan, para menlu G7 tak melayangkan kritik atas agresi Israel ke Gaza. Menurut data Kementerian Kesehatan Palestina, hingga Kamis kemarin, jumlah warga Gaza yang terbunuh sejak dimulainya agresi Israel pada 7 Oktober 2023 lalu telah mencapai 10.790 jiwa. Lebih dari 4.300 di antaranya merupakan anak-anak. Sementara korban luka melampaui 26 ribu orang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement