REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelemahan nilai tukar rupiah (kurs) diperkirakan masih akan berlanjut pada Jumat (10/11/2023). Potensi kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut oleh bank sentral AS disebut menjadi faktor penekan nilai tukar.
"Rupiah kemungkinan masih bisa melemah terhadap dolar AS hari ini," kata Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra saat dihubungi.
Menurut Ariston, pelaku pasar bereaksi atas pernyataan Gubernur Federal Reserve Jerome Powell dalam panel diskusi dengan IMF. Powel tidak yakin kalau suku bunga acuan sudah cukup tinggi untuk menurunkan inflasi ke target dua persen.
Pernyataan Powell ini menurunkan probabilitas suku bunga acuan the Fed ditahan di rapat Desember menurut hasil survei CME FedWatch Tool, dari 93 persen kemarin menjadi 85,4 persen pagi ini. Akibat pernyataan Powell tersebut, sentimen hindar risiko meninggi.
Indeks saham AS ditutup negatif dan sebagian indeks saham Asia bergerak melemah pagi ini. Ariston melihat, mata uang garuda pun berpeluang melemah terhadap greenback hingga mencapai 15.700, dengan potensi support di kisaran 15.600.
Nilai tukar dolar AS terhadap rupiah menguat tipis 0,03 persen pada pagi ini. Menguatnya greenback membawa rupiah melemah ke level Rp 15.655 per dolar AS.