REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta, Ma’mun Murod dikukuhkan menjadi guru besar ilmu politik pada Kamis (9/11/2023). Dalam pidatonya, dia menyampaikan empat hal terkait aktualisasi ideologi Pancasila.
Pertama, melakukan radikalisasi Pancasila
Caranya melalui transformasi dari sikap pasif, apatis atau masa bodoh kepada sikap atau aktivisme yang lebih radikal, revolusioner atau militan. Secara das sollen dan das sein Pancasila harus bisa berjalan beriringan. Pancasila harus diletakkan secara benar dalam praktik bernegara. “Setiap kebijakan negara harus sungguh-sungguh mencerminkan dan mendasarkan diri pada nilai-nilai Pancasila,” kata pria kelahiran Brebes tersebut.
Pancasila harus benar-benar dihadirkan pada ranah publik dengan wajah yang “berpihak” dan “membebaskan” masyarakat dari segala halangan menuju kemajuan.
Kedua, hentikan Pancasila sebagai pemecah belah
Dalam satu dasawarsa terakhir, Pancasila dijadikan sebagai instrumen untuk menciptakan polarisasi di masyarakat. Pancasila yang sejatinya sudah final direkayasa sedemikian rupa seolah-olah belum final. Seolah-olah ada dan jumlahnya besar masayarakat yang menolak Pancasila. Riset-riset soal Pancasila yang temanya selalu membenturkan Pancasila dengan Islam cukup marak dalam lima tahun terakhir.