REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Pasukan Israel melakukan serangan terbaru di Kota Jenin dan kamp pengungsi di daerah pendudukan Tepi Barat pada Kamis (9/11/2023). Militer Israel mengatakan, mereka sedang melakukan serangan kontraterorisme di Jenin, tapi tidak memberikan perincian lebih lanjut.
Middle East Eye melaporkan, selama lebih dari enam jam, ribuan siswa sekolah dan taman kanak-kanak di Jenin tidak dapat meninggalkan sekolah mereka karena Israel memperketat pengepungan mereka saat menggelar serangan ke kamp Jenin.
Menurut saksi mata, lebih dari 3.000 anak terjebak di lima sekolah bersama guru-guru mereka tanpa bisa pulang ke rumah pada saat itu. Hal ini menimbulkan kepanikan yang luar biasa di antara mereka.
Baru pada pukul 6 sore, tim medis akhirnya dapat mengevakuasi para siswa ke aula umum di dalam Jenin sebagai persiapan untuk kembali ke rumah mereka.
Sejak menggelar serangan balasan atas serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu pasukan dan pemukim ilegal Israel telah membunuh 176 orang di Tepi Barat. Serangan Israel di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas telah menewaskan hampir 11 ribu orang, sebagian besar anak-anak dan perempuan.
Analis politik dan aktivis Sari Samour mengatakan, tentara Israel telah menyerbu kota dan kamp selama berminggu-minggu, menyisir jalan-jalan dan menghancurkan infrastruktur dengan sengaja. Anehnya, kata Samour, tentara Israel menyerbu kota itu pada Kamis beberapa jam setelah menarik diri pada waktu fajar, menyusul serangan sehari sebelumnya. Kali ini, mereka datang dengan sejumlah besar drone dan kendaraan militer.
"Tujuannya tampaknya adalah operasi militer besar-besaran untuk mengakhiri fenomena aksi bersenjata di kamp Jenin, memanfaatkan keasyikan media lokal dan internasional terhadap agresi Israel ke Gaza," katanya.
"Kamp ini sebenarnya sedang dikepung dan semua yang ada di dalamnya menjadi sasaran," ujarnya.