REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan gelar pahlawan nasional kepada enam tokoh, salah satunya almarhum KH Abdul Chalim dari Jawa Barat. KH Asep Saifuddin Chalim (68 tahun), putra KH Abdul Chalim, pun menyampaikan apresiasinya kepada Presiden Jokowi atas pemberian gelar tersebut.
"Terima kasih kepada negara terutama kepada Presiden Jokowi karena beliau yang menandatangani. Kenapa harus berterima kasih dengan demikian semoga bangsa Indonesia ke depan menjadi bangsa yang besar karena sebagaimana yang kita pahami bersama-sama bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang pandai menghargai jasa para pahlawan," ujar Kiai Asep di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (10/11/2023).
Dia berharap, teladan KH Abdul Chalim bisa dilanjutkan keluarganya dengan menjadi pahlawan tanpa tanda jasa ke depannya. Kiai Asep menjelaskan, dalam berbagai kajian ilmiah, KH Abdul Chalim merupakan seorang komandan dalam peristiwa 10 November 1945. Selain itu, KH Abdul Chalim juga merupakan tokoh moderasi.
"Di mana pada tahun 1925 beliau menyampaikan kata pengantar pada buku yang ditulis Kiai Haji Umar Said Tjokroaminoto. Dalam kata pengantar itu beliau mengatakan saya diperintahkan oleh Allah untuk senantiasa memiliki sikap moderasi menghargai pada siapa pun berkomunikasi dengan baik dengan siapa pun, sama seperti halnya kami diperintahkan salat dengan tujuh anggota (tubuh) kening tangan lutut dan kaki," ungkap Kiai Asep.
Selain itu, juga disebutkan, saat mendirikan Nahdlatul Ulama, KH Abdul Chalim berperan sebagai komunikator dengan para ulama lainnya. KH Abdul Chalim juga merupakan penggagas pertemuan para ulama untuk kemerdekaan Indonesia. Tak hanya itu, almarhum juga merupakan tokoh pendidikan.
"Di mana pada tahun 1932 kemudian berlanjut sampai 1938 melakukan pertemuan-pertemuan pendidikan yang secara tidak disengaja saya menjadi pelanjutnya dan belum mengetahui secara detail ketika menjadi pelanjutnya yaitu saya menjadi ketua Pergunu," ujar Kiai Asep.