REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) kembali menggelar Tenant Gathering pada November 2023 ini. Kegiatan dilaksanakan di Grand Ballroom Gumaya Tower Hotel, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (10/11/2023).
Mengusung tema Update On Infrastructure Develeopment, Manpower Support and Commercial Launching, acara ini menjadi media sosialisasi bebagai progres penyiapan fasilitas dan peningkatan kualitas pelayanan KITB di kawasan Grand Batang City.
Pada kesempatan ini, dilaksanakan talkshow mengupas progres berbagai dukungan infrastruktur serta pengembangan fasilitas, termasuk dukungan pemerintah dalam penyediaan tenaga kerja untuk tenant-tenant yang akan segera beroperasi.
Dalam kesempatan ini, Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Pekalongan, Triyono mengungkapkan, saat ini tenant-tenant di KITB sedang memasuki proses pembangunan konstruksi.
Guna mendukung proses ini PLN telah memfasilitasi layanan khusus guna mendukung proses pembangunan konstruksi ini. Sedangkan untuk operasional pabriknya ke depan, PLN bakal membangun Gardu Induk (GI) di dalam kawasan KITB.
“Pembangunan GI listrik di dalam kawasan tersebut, nantinya hanya khusus untuk mendukung keandalan listrik bagi kebutuhan di kawasan KITB,” ungkapnya, pada dialog sesi pertama.
Triyono juga menyampaikan, reservasi kebutuhan listrik di KITB cukup besar. Untuk itu, kebutuhan daya listrik bagi dukungan pengembangan KITB yang disiapkan oleh PLN saat ini bisa mencapai hingga 40 Mega Watt (MW).
Namun yang terpakai saat ini bebannya baru empat MW. “Artinya PLN masih mempunyai cadangan listrik yag banyak untuk kawasan KITB dan ini juga menunjukkan kesiapan PLN dalam menyambut tenant-tenant yang berada di kawasan KITB ini,” jelas dia.
“Terkait dengan pembangunan GI saat ini masih dalam proses dan diharapkan pada pertengahan 2025 nanti sudah selesai untuk segera dioperasionalkan,” lanjutnya.
PLN, imbuh Triyono, juga merancang sistem kelistrikan di KITB minim oleh gangguan. Saat ini kebutuhan listrik untuk kebutuhan konstruksi dilayani dari GI Weleri. Kemudian nanti dikembangkan dari GI New Batang.
Selanjutnya di dalam kawasan PLN juga membangun Gardu Hubung yang akan berfungsi untuk mempercepat penormalan pada saat terjadi gangguan listrik dengan disuplai dari penyulang/jalur yang lain. Sehingga tingkat keandalan listrik KITB akan lebih tinggi.
Tak hanya itu, ke depan PLN juga menyiapkan tim khusus yang siaga di dalam kawasan industri terpadu ini. Sehingga saat tenant ada gangguan tim dapat bergerak cepat untuk melakukan penormalan gangguan dan sebagainya. “Karena tim PLN ini disiagakan setiap hari di dalam kawasan,” tegasnya.
Sementara itu, terkait dengan progress pembangunana pelabuhan di kawasan Grand Batang City, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) memastikan proses ground breaking pembangunannya bakal segera dilaksanakan.
Departemen Head Perencanaan Strategis PT Pelindo, Adriansyah mengatakan, terkait pembangunan infrastruktur pelabuhan yang terintegrasi dalam KITB, sudah melaksanakan tahapan lelang tender pada 27 Oktober 2023 kemarin dan diumumkan di media massa.
Saat ini para peserta lelang juga sudah mulai mendaftar. Kemudian setelah proses pendaftaran ini akan ada evaluasi pendaftaran.
“Targetnya di Desember 2023 nanti sudah didapatkan pemenangnya dan setelah itu bisa dilakukan ground breaking untuk pembangunan fisik pelabuhan,” kata dia.
Sambil berproses, lanjut Adriansyah, juga ada tahapan dan proses perizinan yang harus diselesaikan dan itu menjadi hal yang sangat penting untuk diselesaikan. Sehingga Pelindo secara paralel juga menyelesaikan berbagai perizinan tersebut.
Menurutnya, proses pembangunan pelabuhan ini tentunya tidak sederhana, karena merupakan bagian dari objek vital. Pelabuhan juga punya peran strategis untuk kedaulatan negara.
Izin pembangunan pelabuhan yang dimaksud, antara lain Rencana Induk Pelabuhan atau masterplan pelabuhan. Dalam hal ini, pelabuhan tersebut akan menunjang KITB. Ketika kawasan industri ini bertumbuh dan berkembang maka kargo yang dihasilkan juga akan semakin banyak.
“Tentunya pelabuhan harus siap untuk mendukung semua itu dan ini harus direncanakan dengan matang dan tertuang dalam dokumen rencana induk atau masterplan pelabuhan,” jelasnya.
Rencana induk pelabuhan sendiri secara paralel sekarang sedang berproses di Kementerian Perhubungan. Kemudian ada lagi Perjanjian Konsesi antara Pelindo (selaku operator) dengan pemerintah dalam hal ini Kemenhub. Ini juga sedang berproses.
Termasuk Izin Ruang Laut yang juga sedang berproses. “Diharapkan ketika semua perizinan rampung, kita sudah bisa langsung melakukan pembangunan,” katanya.
Dengan terintegrasinya pelabuhan di dalam kawasan, jelas dia, bakal menjdi keunggulan dari Grand Batang City. Para tenant tidak perlu lagu mengeluarkan biaya lebih untuk transportasi dari pabrik ke pelabuhan, karena pelabuhannya sudah di depan pintu mereka.
Jadi tidak ada lagi kemacetan, tidak ada kekhawatiran lagi ketinggalan kapal ketika akan melakukan ekspor. Makanya detil dari Grand Batang City ini sangat luar biasa di mana pelabuhan terintegrasi dengan kawasan.
Sehingga benefit-benefit yang diperoleh di Grand Batang City tidak diperoleh di tempat lain. Walaupun pelabuhan Batang nanti akan beroperasi sebagai feeder dari pelabuhan besar terdekat, seperti Patimban, Tanjung Priok, Tanjung Emas, dan Tanjung Perak.
“Dengan pola ini akan sangat menghemat, mulai dari BBM, mengurangi kemacetan dan sebagainya," jelas Adriansyah.
Senior Vice President Kerja Sama Usaha dan Pembinaan Anak Perusahaan PT Pelindo Multi Terminal, Imron Eyandy menambahkan, saat ini infrastruktur pendukung dan sarana bongkar muat di pelabuhan Batang juga sudah disiapkan.
Demikian halnya dengan sistem yang terintegrasi dan telag diaplikasikan di beberapa pelabuhn besar. Bahkan apa yang sudah disiapkan memang sesuai dengan kebutuhan tenant yang ada di KITB.
Jadi semua pun berproses sesuai dengan progres pelaksanaan pembangunan pelabuhan yang terintegrasi dalam KITB ini. “Secara konsep, pelabuhan ini nantinya memiliki karakter terminal multipurpose (multifungsi),” ungkapnya.