Sabtu 11 Nov 2023 12:04 WIB

Gunung Merapi Alami Puluhan Kali Guguran Lava, Kegempaan Masih Tinggi

Masyarakat tetap diminta waspada potensi Gunung Merapi

Rep: Silvy Dian Setiawan  / Red: Nashih Nashrullah
Asap solfatara keluar dari kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (26/8/2023). Menurut data BPPTKG periode pengamatan 18-24 Agustus 2023 berdasarkan analisis morfologi kubah lava barat daya Gunung Merapai mengalami perubahan akibat aktivitas pertumbuhan dan guguran lava dengan volume sebesar 2.764.300 meter kubik dan voume kubah lava tengah sebesar 2.369.800 meter kubik, sementara status Gunung Merapi siaga (level III).
Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Asap solfatara keluar dari kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (26/8/2023). Menurut data BPPTKG periode pengamatan 18-24 Agustus 2023 berdasarkan analisis morfologi kubah lava barat daya Gunung Merapai mengalami perubahan akibat aktivitas pertumbuhan dan guguran lava dengan volume sebesar 2.764.300 meter kubik dan voume kubah lava tengah sebesar 2.369.800 meter kubik, sementara status Gunung Merapi siaga (level III).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih tinggi dalam sepekan terakhir. Berdasarkan pengamatan pada 3-9 November 2023, BPPTKG mencatat bahwa Merapi masih mengeluarkan puluhan kali guguran lava.

Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, mengatakan setidaknya tercatat 79 kali guguran lava selama sepekan ini yang mengarah ke selatan hingga barat. Guguran lava ini meliputi empat kali ke hulu Kali Boyong sejauh maksimal 1.500 meter, 74 kali ke hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 2.000 meter, dan satu kali ke hulu Kali Sat/Putih sejauh 1.500 meter.

Baca Juga

"Suara guguran terdengar 13 kali dari Pos (Pengamatan Merapi) Babadan dengan intensitas kecil hingga sedang," kata Agus, Jumat (10/11/2023).

Tidak hanya guguran lava, intensitas kegempaan Merapi juga masih tinggi. BPPTKG menuturkan bahwa dalam sepekan ini Merapi tercatat tiga kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 1.787 kali gempa Fase Banyak (MP), satu kali gempa Frekuensi Rendah (LF), 784 kali gempa Guguran (RF), dan sembilan kali gempa Tektonik (TT).

"Intensitas kegempaan pada pekan ini masih tinggi, terutama gempa MP yang mengindikasikan adanya kenaikan aktivitas  magmatik di kedalaman kurang dari 1,5 kilometer dari puncak," ucap Agus.

Sementara itu, BPPTKG juga mencatat bahwa deformasi Merapi yang dipantau menggunakan electronic distance measurement (EDM) pada pekan ini menunjukkan pemendekan jarak tunjam. Pemendekan jarak tunjam tersebut rata-rata sebesar 0,02 centimeter per hari.

Pada pekan ini, juga terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan sebesar 36 milimeter per jam selama 20 menit di Pos Kaliurang pada 7 November 2023.

"Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," kata Agus.

Melihat aktivitas Merapi yang masih cukup tinggi, BPPTKG masih menetapkan status merapi dalam tingkat siaga atau level 3. BPPTKG menyebut bahwa potensi bahaya dari aktivitas Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya.

Baca juga: Pesan Nabi Muhammad SAW untuk Saudara-Saudara Kita di Palestina

"Meliputi Kali Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Kali Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer," jelasnya.

Potensi bahaya tersebut juga pada sektor tenggara yang meliputi Kali Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Kali Gendol sejauh lima kilometer.

"Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak," ungkap Agus. 

photo
Potensi Bahaya Guguran Awan Panas Merapi - (republika.co.id)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement