REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Iman adalah sikap batin berupa keyakinan kita terhadap Allah SWT sebagai Tuhan alam semesta. Ketika seseorang telah mencapai derajat Iman yang paling tinggi, disebutkan oleh Prof Nasarudin Umar, bahwa ketika Iman seseorang telah berada di level tertinggi, adalah ketika orang tersebut melakukan ibadahnya semata-mata untuk mengharapkan ridha Allah swt.
Lalu dilevel mana iman kita? apakah kita melakukan ibadah hanya karena formalitas atau menggugurkan kewajiban semata, atau menjalan ibadah hanya karena takut akan siksa api neraka, atau semata-mata karena mencari ridho Allah?
Allah swt dalam surat al-Anfal ayat 2, menyebutkan tentang ciri-ciri orang yang beriman, salah satunya, ketika mendengarkan lantunan ayat suci alquran, maka bertambah kuat keimanannya kepada Allah swt.
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
innamal-mu'minuunalladziina idzaa dzukirallaahu wajilat quluubuhum wa idzaa tuliyat ‘alaihim aayatuhuu zaadat-hum iimaanaw wa ‘alaa rabbihim yatawakkaluun.
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah mereka yang jika disebut nama Allah, gemetar hatinya dan jika dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhannya mereka bertawakal.”
Disebutkan dalam tafsir Kementerian Agama bahwa sebagian sifat mereka yang menyandang predikat mukmin sejati yaitu: Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada Allah dengan sebenar-benarnya, yang mantap keimanannya, adalah mereka yang apabila disebut nama Allah dengan sifat-sifat keagungan dan kemuliaan-Nya gemetar hatinya karena mereka sadar akan kekuasaan dan keagungan Allah, dan apabila dibacakan oleh siapa pun ayat-ayatNya kepada mereka, bertambah kuat imannya.
Semakin mereka mendengar ayat-ayat Alquran dibacakan, semakin kokoh keimanan mereka dan semakin mendalam rasa tunduk serta semakin bertambah pengetahuan mereka pada Allah. Dan oleh karena itu, hanya kepada Tuhan mereka senantiasa bertawakal dan berserah diri setelah berusaha keras, sehingga tidak berharap dan gentar kepada selain-Nya.