REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Seorang wartawan lokal, Abu Mouath, menggambarkan situasi 'menyedihkan' di dalam rumah sakit Al-Shifa. Maha Husseini dari Middle East Eye dikirimi laporan ini oleh Mouath, yang berada di rumah sakit Al-Shifa.
Dia menggambarkan situasi yang menyedihkan ketika listrik mati total dan serangan Israel semakin intensif. Berikut laporan Abu Mouath:
"Pemboman Israel terhadap rumah sakit dimulai Jumat pukul 9 malam dan belum berhenti. Israel telah mengepung rumah sakit, dan pengeboman terus berlanjut secara besar-besaran. Israel menargetkan bagian bedah, perawatan intensif dan pediatrik, yang mengakibatkan beberapa korban tewas hingga saat ini.."
"Kami tidak bisa keluar karena Israel menempatkan penembak jitu di sekitar rumah sakit. Seorang wanita muda berusia 26 tahun mencoba keluar dari rumah sakit, tetapi penembak jitu Israel mengincarnya. Tidak ada listrik karena rumah sakit tidak memiliki bahan bakar.."
"Kami mencoba segala cara untuk menyalakan kembali generator. Satu bayi prematur telah meninggal, dan dua orang yang terluka dalam perawatan intensif juga meninggal. Ada juga berita tentang orang ketiga yang terluka, tapi kami belum mengonfirmasinya.
"Mereka yang terluka, sakit dan mengungsi sangat ketakutan. Kami benar-benar terkepung dan pengeboman yang intens sedang berlangsung. Ada kepanikan dan ketakutan di antara mereka yang terluka, sakit, dan mengungsi di dalam rumah sakit. Mereka menyerang di mana-mana dan kami tidak bisa keluar karena penembak jitu ditempatkan di sekitar rumah sakit."
View this post on Instagram
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Al-Shifa menuturkan kepada Aljazirah bahwa area kompleks medis RS Al-Shifa sepenuhnya dalam kondisi dikepung. Setiap orang yang bergerak akan menjadi sasaran tembak pasukan Israel.
Karena tidak tersedianya pasokan listrik seorang dokter dari dalam Kompleks Medis Al-Shifa di Gaza mengatakan, empat orang yang sedang dirawat di ruang ICU baru saja meninggal akibat listrik padam.
Kepala Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa rumah sakit di Gaza "sengaja dijadikan target" untuk memaksa warga sipil keluar dari Gaza.
Israel mengatakan 100.000 warga Palestina telah bergerak ke arah selatan Gaza dalam dua hari terakhir.
Banyak warga Palestina mengatakan mereka masih terjebak di tengah pertempuran yang terus berlanjut. Sedikitnya 11.078 warga Palestina telah gugur syahid dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober. Di Israel, setelah revisi ke bawah, jumlah korban mati kini mencapai lebih dari 1.200 orang.