REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kejutan terjadi pada laga perdana Grup C Piala Dunia U-17 2023 antara Brasil versus Iran. Armada Selecao takluk 2-3 dari wakil Asia ini di Jakarta International Stadium (JIS), Sabtu (11/11/2023) malam .
Selepas pertandingan, pelatih tim Samba Phelipe Leal mengakui kesalahan yang dibuat timnya. Ia melihat perbedaan jalannya laga pada babak pertama dan kedua. Setelah sempat memimpin, mereka kecolongan.
"Gol pada awal babak kedua membuat kami sedikit goyang. Iran bisa memanfaatkan semangatnya, dukungan dari penonton," kata Phelipe kepada awak media.
Ia tak mau mencari alasan apa pun di balik kekalahan timnya. Semua yang sudah terjadi menjadi bahan evaluasi.
Menurut Phelipe, masih ada waktu berbenah. Pada babak penyisihan Brasil memiliki dua pertandingan tersisa. Selecao juga bersaing dengan Inggris dan Kaledonia Baru.
"Kami ucapkan selamat untuk tim Iran, bisa mengubah permainan pada babak kedua. Kami harus tetap percaya, kompetisi masih panjang," ujar sang arsitek.
Dalam 45 menit awal, armada Selecao mendominasi. Aksi Rayan di menit ke-28, dan gol bunuh diri di injury time membuat Arsha Shakouri dua kali memungut bola dari gawangnya. Sepertinya, tim Samba bakal menang mudah.
Namun selepas turun minum semuanya berubah. Magis Brasil meredup. Tarian sang juara bertahan hilang tak terlihat. Iran dengan gagah berani mengejar ketertinggalan.
Upaya skuad polesan Hossein Abdi berbuah manis. Perlahan tapi pasti wakil Asia ini bangkit. Pada menit ke-54, Yaghoob Barajeh memperkecil ketertinggalan.
Team Melli Nojavanan mendapat angin segar. Penonton di tribun terus menyemangati aksi Erfan Darvish Aali dan rekan-rekan. Alhasil pada menit ke-69, skor menjadi imbang 2-2.
Iran memanfaatkan kesalahan koordinasi di lini belakang Brasil. Kasra Taheri mendapat ruang tembak. Sepakannya tak mampu diantisipasi Phillipe Gabriel.
Semua elemen di bangku cadangan Iran melakukan selebrasi dengan liarnya. Baik itu pemain, staf, maupun pelatih. Atmosfer di JIS pun semakin membahana.
Rupanya keganasan raksasa Asia ini belum berhenti. Empat menit berselang mereka berbalik memimpin. Kali ini Esmaeil Gholizadeh yang mencatkan namanya di papan skor.
Brasil tersengat. Sang juara bertahan dalam bahaya. Tak ada pilihan lain bagi armada Selecao. Mereka kembali ke setelan pabrik. Menyerang dan terus menyerang. Kendati pendekatan demikian bisa sangat berisiko.
Wasit memberi tambahan waktu selama sembilan menit. Segala upaya dikerahkan. Namun sampai duel usai, Brasil harus mengakui keunggulan Iran.