Sabtu 11 Nov 2023 23:08 WIB

Bulan Cinta Laut Jadi Upaya KemenKP Jaga Lingkungan Bahari

Gerakan Bersih Pantai dan Laut (GBPL) sebuah aksi nyata kolaboratif.

Red: Gilang Akbar Prambadi
Gerakan Bulan Cinta Laut di di Pantai Kenjeran Surabaya.
Foto: Dok. Web
Gerakan Bulan Cinta Laut di di Pantai Kenjeran Surabaya.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Bertempat di Pantai Kenjeran Surabaya, Jawa Timur bertepatan dengan hari Pahlawan Tahun 2023, Kementerian Kelautan dan Perikanan melaksanakan apresiasi Bulan Cinta Laut. Ini sebagai puncak kegiatan Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut Tahun 2023  yang dihadiri oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Bapak Sakti Wahyu Trenggono, Gubernur Jawa Timur, Gubernur Sumatera Barat, Gubernur Riau dan Walikota Mataram, Kepala Dinas kelautan dan Perikanan di 18 Lokasi BCL, Nelayan Peserta BCL dan Mitra BCL penerima penghargaan. 

Gerakan Bersih Pantai dan Laut (GBPL) sebuah aksi nyata kolaboratif yang diinisiasi Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama dengan para stakeholder pemerhati sampah laut lainnya sebagai wujud komitmen dalam penanganan sampah plastik di laut.

Baca Juga

Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan bahwa ini merupakan tahun kedua pelaksanaan Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut. Ini menjadi salah satu wujud komitmen Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam penanganan sampah plastik di laut dengan target pengurangan sampah plastik sebesar 70% hingga tahun 2025. Iyu sesuai mandat Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut

Strategi Ekonomi Biru pemerintah Indonesia yang dijabarkan dalam program prioritas Menteri Kelautan dan Perikanan tahun 2023 salah satunya diimplementasikan dengan GBPL  yang dilakukan melalui gerakan partisipasi nelayan untuk ikut mengambil sampah terutama berbahan plastik yang ada di laut yang disebut dengan Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut. 

Gerakan ini dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara masif di seluruh Indonesia sebagai katalis dalam mengedukasi dan meningkatkan kesadaran serta partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan pantai, pesisir, dan laut.

 

 

Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut pada tahun 2023 diselenggarakan secara serentak di 18 lokasi yaitu Mataram, Padang, Makassar, Balikpapan, Palu, Kubu Raya, Ternate, Serang, Bitung, Ambon, Banda Aceh, Dumai, Banyuwangi, Tanjung Pinang, Cirebon, Denpasar dan Bengkulu, mengajak lebih banyak kabupaten kota pesisir dibanding tahun 2022 yang melibatkan 14 Kabupaten/Kota se-Indonesia. 

Kota/kabupaten itu adalah Banda Aceh, Medan, Kota Padang, Tanjung Pinang, Serang, Cirebon, Cilacap, Bali, Kubu Raya, Balikpapan, Manado, Sorong, dan Merauke. Melalui gerakan nasional tahun 2023 ini telah terkumpul sampah laut dari seluruh lokasi sebanyak 820 ton dengan melibatkan 1.350 orang nelayan melakukan aksi melaut sambil mengambil sampah. Selain aksi partisipatif nelayan terhadap sampah laut gerakan nasional ini juga memberikan economic circular effect terhadap nelayan, di mana dari sampah yang dikumpulkan kemudian diolah menjadi sampah ekonomis dan kemudian menjadi pendapatan sampingan rumah tangga nelayan. 

Nilai ekonomi yang tercatat sedikitnya mencapai Rp 60 juta yang diperoleh nelayan dari sampah yang mereka kumpulkan.

Tingginya antusiasme nelayan dan masyarakat dalam melaksanakan pengambilan sampah dan menjaga kesehatan laut perlu diapresiasi. Dalam pemberian apresiasi, Menteri Kelautan dan Perikanan juga menyampaikan bahwa adanya sampah laut di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya geografis karena letak Indonesia dekat dengan Samudera Pasifik yang merupakan zona akumulasi sampah laut terbesar. 

Indonesia pada tahun 2020 berada di urutan keenam sebagai negara penghasil sampah, sehingga Gernas Bulan Cinta Laut bertujuan untuk mengurangi volume sampah di pesisir dan laut. Selama tahun 2018-2020 telah terjadi penurunan jumlah sampah plastik di laut hingga 35,36 persen sejumlah 217.702 ton. 

“KKP berupaya untuk terus melaksanakan BCL ditahun yang akan datang untuk menjaga kelestarian ekonomi laut terutama dari sampah plastik” ujar Sakti.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement