REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir mengatakan, Gaza harus diduduki. Israel sebelumnya telah menarik pemukiman ilegal dari Jalur Gaza pada 2005.
“Apa yang dibutuhkan di sini adalah pendudukan,” kata menteri dari kelompok sayap kanan tersebut kepada Israel Broadcasting Authority.
“Ketika Anda hadir di lapangan, Anda memiliki kecerdasan dan kendali, Andalah pemiliknya,” kata Ben-Gvir dikutip dari Aljazirah.
Komentar itu muncul di tengah suara-suara yang bertentangan mengenai keputusan Israel dalam hal pengaturan keamanan dan pemerintahan di Gaza setelah perang usai. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan pada Sabtu (11/11/2023) malam, pemerintahannya mengesampingkan kemungkinan Otoritas Palestina mengatur daerah kantong tersebut. Padahal opsi ini diajukan oleh Amerika Serikat (AS).
Selain menganjurkan pendudukan di wilayah Gaza, Ben-Gvir juga menyatakan siapa pun yang mendukung Hamas harus disingkirkan. “Untuk lebih jelasnya, ketika mereka mengatakan bahwa Hamas perlu dilenyapkan, itu juga berarti mereka yang menyanyi, mereka yang mendukung dan mereka yang mendistribusikan, semuanya adalah teroris. Mereka semua harus dihilangkan,” ujarnya dalam wawancara dengan Channel 12.
Ben-Gvir juga baru-baru ini mengemuka tentang distribusi senjata kepada warga sipil di seluruh Israel dan pemukim Yahudi di wilayah pendudukan Tepi Barat yang diduduki. Menurut laporan media Israel, sekitar 25 ribu senjata, amunisi, dan bahan perang lainnya, dibeli dari perusahaan senjata Israel sebagai bagian dari kampanye Ben-Gvir untuk mempersenjatai warga sipil dan pemukim.
Sosok yang memiliki pandangan supremasi Yahudi ini adalah mantan anggota gerakan rasis Kahane yang dilarang Israel pada 1998 karena tindakan teroris dan AS telah menetapkan gerakn itu sebagai organisasi teroris. Dia juga dibebaskan dari dinas militer karena keyakinannya yang bersifat radikal.
Selain itu, 53 dakwaan telah disiapkan untuk dakwaan terhadap menteri Israel itu seperti kebencian, ujaran provokatif, dan rasisme. Dia sebelumnya pernah dihukum karena rasisme dan mendukung organisasi teroris pada 2007. Namun, Netanyahu justru menunjukan Ben-Gvir untuk memimpin Kementerian Keamanan Nasional yang bertanggung jawab atas penegakan hukum di negara tersebut.