REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memperingatkan Hizbullah bahwa melancarkan perang akan mengakibatkan kehancuran yang luas di Lebanon. Kondisi serupa dengan yang terjadi di Gaza bisa terjadi pula di Lebanon.
“Jika Hizbullah melakukan kesalahan seperti ini di sini, pihak yang akan menanggung dampaknya adalah warga Lebanon yang pertama dan terutama,” kata Gallant kepada tentara di perbatasan utara Israel dalam pernyataan yang disampaikan oleh kantornya.
“Apa yang kami lakukan di Gaza, juga bisa kami lakukan di Beirut," ujarnya dikutip dari Al Arabiyah.
Pemimpin Hizbullah yang berkuasa di Lebanon Hassan Nasrallah mengatakan sebelumnya, kelompok bersenjatanya telah menggunakan senjata jenis baru dan menyerang sasaran baru di Israel dalam beberapa hari terakhir. Hizbullah telah menggunakan rudal yang dikenal sebagai Burkan, yang menggambarkan muatan bahan peledaknya antara 300 hingga 500 kilogram. Dia juga mengonfirmasi bahwa kelompok tersebut telah menggunakan senjata drone untuk pertama kalinya.
Hizbullah berjanji bahwa front di selatan melawan musuh bebuyutannya akan tetap aktif. Nasrallah sebelumnya mengatakan, ada kemungkinan pertempuran di front Lebanon berubah menjadi perang besar-besaran. “Front ini akan tetap aktif,” janjinya.
Dalam penyataan terbaru, Nasrallah menegaskan ada peningkatan dalam operasi Hizbullah di sepanjang garis depan dengan Israel. “Terdapat peningkatan kuantitatif dalam jumlah operasi, ukuran dan jumlah sasaran, serta peningkatan jenis senjata,” kata Nasrallah dalam pidato yang disiarkan televisi.
Nasrallah mengatakan kelompok itu juga menyerang kota Kiryat Shmona di Israel utara untuk pertama kalinya sebagai pembalasan atas pembunuhan tiga gadis dan nenek mereka awal bulan ini. Hizbullah telah terlibat baku tembak dengan pasukan Israel di perbatasan Lebanon-Israel sejak 8 Oktober, dan membunuh sedikitnya 70 pejuangnya, beberapa warga sipil juga menjadi korban jiwa.
Tapi serangan balasan sebagian besar terbatas di perbatasan dan Hizbullah sebagian besar menyerang sasaran militer. Kelompok yang didirikan oleh Garda Revolusi Iran pada 1982 adalah ujung tombak aliansi yang didukung Iran yang berlawanan dengan Israel dan Amerika Serikat.