REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar, Antara
Indikator Politik Indonesia melakukan simulasi tiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Pertama yang dilakukan adalah merekam elektabilitas personal dari Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Rasyid Baswedan jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Teratas adalah elektabilitas Prabowo pada medio 27 Oktober hingga 1 November 2023 sebesar 40,6 persen. Angkat tersebut meningkat dari dua hasil survei sebelumnya, yakni pada 2-10 Oktober 2023 (37,0 persen) dan 16-20 Oktober 2023 (37,0 persen).
Di bawah Prabowo adalah Ganjar, dengan elektabilitas pada medio 27 Oktober hingga 1 November 2023 sebesar 27,8 persen. Angka tersebut cenderung turun dibandingkan dua survei sebelumnya, yakni pada 2-10 Oktober 2023 (34,5 persen) dan 16-20 Oktober 2023 (34,8 persen).
Sedangkan Anies selalu berada di posisi buncit dalam tiga survei terakhir yang digelar Indikator Politik Indonesia, yakni pada 2-10 Oktober 2023 (21,9 persen) dan 16-20 Oktober 2023 (22,3 persen). Namun angka tersebut cenderung terus meningkat, di mana terakhir pada 27 Oktober hingga 1 November 2023 menjadi 23,7 persen.
Namun, elektabilitas personal Prabowo menurun dalam simulasi pasangan dengan Gibran Rakabuming Raka. Elektabilitas pasangan yang diusung Koalisi Indonesia Maju itu sebesar 39,7 persen.
"Nah Mas Gibran per hari ini kalau kita lihat simulasi pasangan, kelihatan menurunkan, tapi turunnya tidak signifikan," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam rilis daringnya, Ahad (12/11/2023).
Berbeda dengan yang terjadi dengan Ganjar dan Anies, di mana Mahfud MD dan Abdul Muhaimin Iskandar justru menaikkan suaranya dalam simulasi pasangan. Ganjar-Mahfud (30,0 persen) dan Anies-Muhaimin (24,4 persen).
"Pak Mahfud menaikkan suara Mas Ganjar kurang lebih 2 persen, simulasi sendirian tadi kan 27 koma sekian persen ya. Cak Imin juga menaikkan kurang lebih sekitar 1 persen," ujar Burhanuddin.
Ia menjelaskan, Gibran yang berpasangan dengan Prabowo dapat menjadi pedang bermata dua bagi Menteri Pertahanan itu. Sebab ia bisa menjadi aset elektoral untuk meningkatkan suara Prabowo di Jawa Tengah dan Jawa Timur, karena posisinya juga sebagai putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Namun, Gibran juga berpotensi menjadi beban elektoral bagi Prabowo dan Koalisi Indonesia Maju. Prosesnya sebagai bakal cawapres lewat putusan kontroversial di Mahkamah Konstitusi tentu akan menjadi persoalan bagi mereka.
"Isu politik dinasti dan narasi Mahkamah Keluarga sudah kencang digaungkan koalisi masyarakat sipil, baik di media massa arus utama maupun diskusi netizen di media sosial. Terlebih lagi belum lama ini, Majelis Kehormatan MK memutuskan ada pelanggaran etik berat yang melibatkan Ketua MK Anwar Usman," ujar Burhanuddin.
Indikator Politik Indonesia melakukan survei pada 27 Oktober hingga 1 November 2023. Jumlah responden sebanyak 1.220 orang yang populasinya merupakan warga negara Indonesia yang sudah memiliki hak pilih dalam pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dengan metode tersebut, memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sebesar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.