Senin 13 Nov 2023 11:40 WIB

Netanyahu Perintahkan Pemimpin Arab untuk Diam

Netanyahu mengatakan pemimpin Arab hanya perlu diam dan tak campuri urusan Gaza

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
PM Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan pemimpin Arab hanya perlu diam dan tak campuri urusan Gaza
Foto: AP Photo/Abir Sultan
PM Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan pemimpin Arab hanya perlu diam dan tak campuri urusan Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menantang para pemimpin Arab, pada Sabtu (11/11/2023). Dalam video yang diunggah di platform media sosial, X, Netanyahu menyerukan agar para pemimpin Arab untuk diam dan tidak mencampuri urusan Israel di Gaza.

"Saya katakan kepada pemimpin Arab, jika Anda ingin melindung kepentingan Anda, maka Anda harus melakukan satu hal: diam!" ujar Netanyahu.

Baca Juga

Netanyahu menolak seruan internasional untuk melakukan gencatan senjata di Gaza. Dia mengatakan, pasukan Israel akan terus melanjutkan pertempuran di Gaza untuk memusnahkan kelompok perlawanan Palestina, Hamas.

Dalam konferensi pers bersama Menteri Pertahanan, Yoav Galant dan pemimpin oposisi Israel, Benny Gantz yang bergabung dalam kabinet perang, Netanyahu mendesak para pemimpin negara Arab untuk menentang Hamas. Netanyahu menuduh Hamas telah membawa bencana di Gaza dengan mengorbankan warga sipil.

"Kepada para pemimpin negara-negara Arab, para pemimpin yang mengkhawatirkan masa depan negaranya dan Timur Tengah, saya katakan satu hal: Anda harus melawan Hamas. Hamas telah membawa bencana ke Gaza," ujar Netanyahu, dilansir Hindustan Times, Ahad (12/11/2023).

Netanyahu juga menuduh Hamas sebagai bagian dari poros terorisme yang dipimpin oleh Iran. Netanyahu mengklaim kehadiran Hamas dapat membahayakan keamanan di Timur Tengah.

"Hamas adalah bagian integral dari poros terorisme yang dipimpin Iran, dan ini membahayakan Timur Tengah, dan seluruh dunia Arab. Saya yakin banyak pemimpin Arab memahami hal ini," kata Netanyahu.

Para pemimpin Arab dan Muslim mengecam Israel pada pertemuan puncak yang diselenggarakan Saudi, menuntut diakhirinya perang dengan cepat. Arab Saudi dan negara-negara Muslim lainnya pada Sabtu menyerukan diakhirinya operasi militer di Gaza, dan menolak pembenaran Israel atas tindakannya terhadap warga Palestina sebagai bentuk pembelaan diri.

KTT gabungan Islam-Arab yang digelar di Riyadh mendesak Pengadilan Kriminal Internasional untuk menyelidiki kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan Israel di wilayah Palestina. Arab Saudi berupaya menekan Amerika Serikat dan Israel agar mengakhiri permusuhan di Gaza. Pu tra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman (MBS) mengumpulkan para pemimpin Arab dan Muslim untuk memperkuat pesan tersebut. Puluhan pemimpin termasuk Presiden Iran Ebrahim Raisi, Presiden Turki Tayyip Erdogan, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dan Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang diterima kembali di Liga Arab awal tahun ini, menghadiri pertemuan tersebut.

“Kita menghadapi bencana kemanusiaan yang membuktikan kegagalan Dewan Keamanan dan komunitas internasional untuk mengakhiri pelanggaran mencolok Israel terhadap hukum internasional,” kata MBS.

Sementara Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas mengatakan, warga Palestina sedang menghadapi perang genosid. Dia mendesak AS untuk mengakhiri agresi di Israel.

Presiden Raisi memuji kelompok perjuangan Palestina, Hamas atas perangnya melawan Israel. Raisi mendesak negara-negara Islam untuk menjatuhkan sanksi minyak dan barang terhadap Israel.

“Tidak ada jalan lain selain melawan Israel, kami mencium tangan Hamas atas perlawanannya terhadap Israel,” kata Raisi dalam pidatonya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement