REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Komunikasi Palestina Yitzhak Sidr pada Ahad (12/11/2023) mengatakan bahwa semua layanan komunikasi dan internet di Jalur Gaza akan terhenti Kamis (16/11/2023) pekan ini karena pasokan bahan bakar yang menipis.
Dalam konferensi pers, Sidr mengatakan, ketiadaan layanan komunikasi akan memperburuk bencana kemanusiaan, kata kantor berita resmi Palestina WAFA. Dia menambahkan, kondisi ini akan memengaruhi komunikasi antara Pertahanan Sipil, Bulan Sabit Merah, dan organisasi-organisasi kemanusiaan lainnya.
"Ini berarti banyak nyawa akan hilang.”
Sidr mendesak semua lembaga internasional, khususnya Persatuan Telekomunikasi Internasional, UNRWA, Bulan Sabit Merah Arab, Palang Merah, badan-badan hak asasi manusia, dan organisasi masyarakat sipil agar segera melakukan intervensi demi membawa bahan bakar masuk Jalur Gaza. Sidr mengatakan, sekitar 65 persen jalur komunikasi telah menjadi sasaran konflik itu.
Sementara itu, CEO Grup Telekomunikasi Palestina Abdel Majeed Melhem mengatakan kepada Anadolu bahwa perusahaan-perusahaan komunikasi di Gaza menggunakan berbagai sumber energi untuk mengoperasikan pertukaran dan menara-menara mereka.
“Sumber energi utama, yaitu saluran listrik langsung dari Perusahaan Listrik Gaza yang tidak aktif selama sebulan karena kehabisan bahan bakar, dilengkapi dengan energi matahari jika terjadi gangguan,” kata Melhem.
“Jika tenaga matahari gagal, daya akan secara otomatis dialihkan ke generator listrik yang digerakkan oleh bahan bakar. Jika generator kehabisan bahan bakar, daya akan secara otomatis dialihkan ke baterai penyimpan energi (UPS)."
“Pada Rabu depan, kami memperkirakan aktivasi otomatis baterai penyimpanan energi di stasiun-stasiun komunikasi dan pertukaran di Gaza, yang memiliki energi yang cukup untuk 24 jam, menyusul habisnya opsi energi lainnya,” kata dia.