REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) telah melancarkan dua serangan udara lagi di Suriah terhadap fasilitas yang digunakan oleh Korps Garda Revolusi Iran dan kelompok sekutunya. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan “serangan presisi” tersebut menargetkan fasilitas pelatihan di dekat kota Albu Kamal dan rumah persembunyian di dekat kota Mayadeen, sebagai respons terhadap serangan berkelanjutan terhadap pasukan AS di Suriah dan Irak.
“Presiden tidak mempunyai prioritas lebih tinggi daripada keselamatan personel AS, dan dia mengarahkan tindakan hari ini untuk memperjelas bahwa Amerika Serikat akan membela diri, personelnya, dan kepentingannya,” kata Austin dalam sebuah pernyataan pada Ahad (12/11/2023).
Mengutip sumber lokal yang tidak disebutkan namanya, kantor berita Reuters mengatakan serangan AS menargetkan sebuah kamp yang dikelola oleh kelompok bersenjata pro-Iran di daerah sebelah barat Albu Kamal, di provinsi Deir al Zor. Serangan lainnya terjadi di dekat jembatan dekat kota Mayadeen, yang berada di dekat perbatasan Irak dan merupakan basis kelompok bersenjata pro-Iran, tambahnya.
Kantor berita Associated Press, mengutip seorang pejabat AS yang tidak bersedia disebut namanya, memberitakan bahwa salah satu lokasi yang diserang juga mencakup tempat penyimpanan senjata.
Serangan AS ini adalah yang ketiga dalam waktu dua pekan terakhir ketika Washington berupaya mengakhiri serangan pesawat tak berawak dan roket terhadap pasukannya di Suriah dan Irak yang dimulai ketika perang Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober lalu.
Pasukan AS dan koalisi telah diserang setidaknya 40 kali di Irak dan Suriah oleh pasukan yang didukung Iran dalam beberapa pekan terakhir. Sekitar 56 tentara AS terluka dalam serangan di Suriah dan Irak, namun semuanya telah kembali bertugas, menurut Pentagon.
AS memiliki 900 tentara yang ditempatkan di Suriah dan 2.500 tentara lainnya di Irak, yang menjalankan misi untuk memerangi kelompok ISIS, yang menguasai sebagian besar negara tersebut sebelum akhirnya dikalahkan.
AS khawatir konflik Israel-Hamas dapat menyebar ke seluruh Timur Tengah dan membuat pasukan AS di pangkalan-pangkalan militer terpencil terekspos.
Iran dan para pendukungnya mengatakan AS ikut bertanggung jawab atas pernyataan perang Israel melawan Hamas, yang juga didukung oleh Iran.