REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Calon Wakil Presiden Mahfud MD berharap agar pemilu 2024 dapat berjalan secara jujur, adil dan damai, tanpa adanya kecurangan sedikit pun. Untuk itu, dia meminta para mahasiwa bisa berpartisipasi mengawal jalannya Pemilu 2024 agar terlaksana dengan damai.
Hal itu disampaikan Mahfud saat orasi ilmiah kebangsaan dalam acara Resepsi Puncak Hari Lahir Ke-XVI Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (BEM PTNU) Se- Nusantara di Pondok Pesantren Khas Kempek Cirebon, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Ahad (12/11/2023).
Mahfud awalnya berbicara terkait dirinya yang tidak akan memanfaatkan momen mengisi orasi ilmiah ini sebagai ajang politik praktis.
Misalnya menggunakan kampanye elektoral agar mengajak para mahasiwa untuk memilih pasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Menurut Mahfud langkah tersebut tidak efektif dilakukan. Apalagi ia mengatakan, mahasiswa adalah kaum intelektual sehingga tidak ada gunanya melakukan ajakan untuk memilih dirinya.
“Tidak adanya gunanya saya bicara politik praktis, karena kalian kaum intelektual tidak bisa sedikit bicara harus milih siapa,” kata Mahfud.
Mahfud menegaskan dirinya selalu mengutamakan politik inspiratif sebagaimana yang didapatkannya dari Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Atas dasar itulah, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ini meminta agar pemilu dilaksanakan dengan penuh kejujuran dan adil. Mahfud juga mengingatkan agar jangan ada pihak-pihak yang mencoba melawan aspirasi rakyat dengan cara-cara tidak fair.
“Mari laksanakan pemilu dengan penuh kejujuran dengan prinsip demokrasi yang berkeadaban. Tidak boleh ada kecurangan, tidak boleh ada money politik, tidak boleh ada tekanan politik,” kata Mahfud.
Mahfud menegaskan pemilihan dalam pesta demokrasi haruslah menggunakan dengan hati nurani. Bukan malah karena ada ajakan dengan diiming-imingi sesuatu yang membuat Pemilu tidak berjalan dengan adil.
“Bagi siapapun mersa dekat atau karena dibayar karena ketokohannya, maka saya katakan pada saat pemilu kembali ke hati nurani masing-masing,” ujar Mahfud.
“Jangan hanya karena ikut deklarasi dan menemui merasa terikat terhadap kejahatan dan terikat ketidakbenaran. Terikat pada orang jelas gapunya visi dan misi keislaman yang rahmatan lil alamin, itu semua ditinggal,” kata Mahfud menambahkan.
Karena itulah, Mahfud juga menyinggung kepemimpunan Indonesia tidak akan pernah baik, jika ada pemimpin lahir dari kecurangan. Ia pun mengajak agar para BEM PTNU untuk tidak terlibat di dalam kecurangan tersebut.
“Yang tidak boleh dijadikan barang dagangan, kesempatan yang tidak sehat itu boleh ditinggalkan,“ ujar Mahfud.
Resepsi Puncak Hari Lahir Ke-XVI Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (BEM PTNU) Se-Nusantara, dihadiri oleh 2.000 mahasiswa yang berasal dari 279 kampus di Indonesia.
Acara ini juga dihadiri oleh Pemilik Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon KH Muhammad Mustofa Aqil Siroj, Pengasuh pondok pesantren KHAS Kempek KH. Ni'amillah Aqil Siraj hingga Ketua DPD PDIP Provinsi Jawa Barat, Ono Surono.