REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) dikabarkan tengah mengkaji kemungkinan mengakuisisi salah satu bank umum syariah. Bank Muamalat disebut menjadi kandidat bank yang akan dipinang dalam aksi korporasi tersebut.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah, mengatakan konsolidasi perbankan adalah sesuatu yang positif yang selalu didorong dan didukung oleh regulator. Akuisisi ini dinilai akan menguntungkan kedua belah pihak.
"Konsolidasi ini positif termasuk dalam bentuk akuisisi yang rencananya akan dilakukan oleh BTN terhadap Bank Muamalat," ujar Piter saat dihubungi Republika.co.id, Senin (13/11/2023).
Menurut Piter, langkah ini bisa menjadi jalan bagi BTN untuk melakukan pemisahan atau spin-off terhadap unit syariahnya. Untuk bisa spin off, BTN harus mencari cangkang perusahaan perbankan syariah yang sudah ada.
Sementara bagi Bank Muamalat, akuisisi ini bisa menjadi suntikan modal dari investor baru. Dengan modal tersebut, Bank Muamalat bisa bangkit dan membantu perkembangan perbankan syariah di Indonesia.
Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan hingga saat ini belum ada keputusan terkait nasib BTN Syariah ke depan. Nixon mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan sejumlah skema yang tepat.
"Kami sedang mengkaji beberapa pilihan, dan belum ada keputusan apapun, belum mengerucut," kata Nixon saat dikonfirmasi Republika, Sabtu (11/11/2023).
Sebelumnya santer kabar beredar BTN tengah melirik Bank Muamalat untuk dimerger dengan BTN Syariah. Langkah itu seiringan dengan rencana pemisahan usaha BTN Syariah dengan induknya.