Senin 13 Nov 2023 17:47 WIB

Jaga Ketersediaan Pasokan, Badan Pangan Percepat Realisasi Impor Beras

NFA mendorong percepatan realisasi impor beras untuk menjaga stok cadangan beras.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Pekerja saat bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/10/2023).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pekerja saat bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mendorong percepatan realisasi impor beras untuk menjaga stok cadangan beras pemerintah (CBP) tetap aman sesuai target pemerintah. Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengatakan, percepatan realisasi importasi beras ini dilakukan secara terukur untuk memastikan ketersediaan beras aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya masyarakat berpendapatan rendah. 

“Jadi, hari ini kita lakukan importasi, tapi importasi yang terukur karena tetap menjaga harga di tingkat petani berada di atas biaya produksi dan margin petani. Harga di tingkat petani jangan sampai jatuh, sehingga petani tetap semangat berproduksi,” ujar Arief dalam siaran persnya, Senin (13/11/2023).

Baca Juga

Arief menambahkan, importasi yang dilakukan pemerintah hanya untuk pemenuhan stok CBP yang harus dimiliki oleh Perum Bulog dalam mengamankan stabilitas pasokan dan harga beras. Ia pun menegaskan penggunaan CBP hanya diperuntukan ke program-program pemerintah dalam rangka intervensi pasar dan bantuan ke masyarakat.

“Cadangan beras kita pastikan harus di atas 1 juta ton secured. Ini nomor satu ketersediaan dulu. Kalau harga di hilir tentunya kita tekan dengan upaya Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Sesuai dengan arahan Bapak Presiden Joko Widodo, program bantuan pangan beras ini juga diperpanjang dari hingga Desember 2023 dan nanti di tahun depan juga kita akan siapkan untuk bantuan pangannya hingga Juni 2024,” ungkap Arief.