Rabu 15 Nov 2023 04:45 WIB

Ketika Developer dan Teknologi AI Berkolaborasi, Inilah yang Terjadi

Indonesia termasuk negara dengan komunitas developer terbesar ketiga di Asia Pasifik.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Natalia Endah Hapsari
CEO GitHub Thomas Dohmke di kawasan Jakarta Selatan.
Foto: Republika/ Meiliza laveda
CEO GitHub Thomas Dohmke di kawasan Jakarta Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia mengalami pertumbuhan komunitas pengembang (developer) sebesar 31 persen (YoY) pada tahun 2023. Menurut laporan State of the Octoverse GitHub edisi 2023, peningkatan ini membuat Indonesia sebagai negara dengan komunitas developer terbesar ketiga di Asia Pasifik (APAC) setelah India dan Cina. 

Selain itu, Indonesia juga mengalami pertumbuhan 213 persen (YoY) dalam jumlah proyek kecerdasan buatan (AI) generatif publik di GitHub. GitHub sendiri merupakan platform developer berbasis AI dengan lebih dari 2,9 juta pengembang di Indonesia yang telah menggunakan GitHub.

Baca Juga

Jika pertumbuhan ini terus meningkat, dikombinasikan dengan munculnya alat bantu developer yang didukung oleh AI seperti GitHub Copilot, para developer Indonesia akan secara signifikan meningkatkan perekonomian nasional. 

Menurut penelitian yang dilakukan GitHub bersama Keystone.AI dan profesor Harvard Business School, Marco Iansiti, manfaat produktivitas developer AI dapat meningkatkan produk domestik bruto (PDB) global hingga lebih dari 1,5 juta dolar AS triliun.

Namun, terlepas dari tren yang menjanjikan ini, Indonesia akan menghadapi tantangan kekurangan sembilan juta pekerja digital pada tahun 2030. Salah satu solusi untuk mengatasi tantangan ini adalah berinvestasi pada keterampilan AI dan literasi pengembangan software sejak dini. 

Pendekatan ini tidak hanya dapat membantu menjembatani kesenjangan keterampilan digital, tetapi juga membuka jalan bagi ekonomi digital yang lebih kuat dan tangguh.

CEO GitHub Thomas Dohmke mengatakan pengembangan software telah lama berbasis pada penggunaan bahasa Inggris sehingga membatasi akses bagi siapa saja yang ingin menjadi developer di seluruh dunia. Sekarang sudah mulai berubah dengan adanya alat bantu yang didukung oleh teknologi AI seperti GitHub Copilot Chat.

"Dengan kekuatan Copilot, Indonesia dapat mulai meningkatkan kemampuan generasi baru developer dalam bahasa natural sesuai keinginan mereka. Hal ini tidak hanya akan mendemokratisasi pengembangan software, tetapi juga membantu mengatasi kelangkaan developer yang sedang terjadi dan pada akhirnya akan meningkatkan perekonomian Indonesia," kata Dohmke belum lama ini di Jakarta.

Coding adalah kunci utama dari siklus pengembangan software. Dengan GitHub Copilot Chat, GitHub memungkinkan munculnya bahasa natural sebagai bahasa pemrograman universal yang baru bagi setiap developer di dunia. 

Baik itu dalam menemukan kesalahan, menulis unit test, atau membantu men-debug kode, Copilot Chat adalah pendamping AI bagi pengguna dalam melakukan banyak hal sehingga mereka dapat menulis dan memahami kode dengan bahasa apa pun yang mereka gunakan. Artinya, Copilot Chat memungkinkan developer untuk mengembangkan perangkat lunak tanpa perlu memahami bahasa Inggris terlebih dahulu.

Kolaborasi antara AI dan developer tidak akan mengancam posisi developer. Malahan itu akan membantu mereka menyelesaikan tugas dengan waktu yang lebih singkat. "Saya percaya bahwa AI akan memungkin pengembang untuk mengelola semua software. Pengembang membutuhkan 'otak kedua', yaitu Copilot untuk menanganinya," ucap dia. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement